Selasa 04 Aug 2020 15:01 WIB

Agustus Puncak Kemarau, Waspadai Karhutla dan Kekeringan

Masyarakat diimbau juga mewaspadai perubahan cuaca ekstrem laiinya.

Rep: Lilis Sri Handayani / Red: Hiru Muhammad
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat bersama dengan Forkopimda terjun langsung menyusuri beberapa pintu air untuk memastikan air benar-benar sampai ke areal persawahan, yang semula mengalami ancaman kekeringan, Rabu (8/7).
Foto: Diskominfo Indramayu
Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat bersama dengan Forkopimda terjun langsung menyusuri beberapa pintu air untuk memastikan air benar-benar sampai ke areal persawahan, yang semula mengalami ancaman kekeringan, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) memasuki  musim kemarau yang diprakirakan berlangsung hingga Oktober 2020 mendatang. Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai berbagai potensi yang terjadi sepanjang musim tersebut.

"Untuk puncak musim kemaraunya diprakirakan pada Agustus 2020," kata Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisia (BMKG) Stasiun Meteorologi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn kepada Republika, Selasa (4/8).

Di musim kemarau ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi kekeringan. Selain mengancam ketersediaan air untuk kebutuhan hidup masyarakat, pertanian serta kegiatan ekonomi dan lingkungan, kekeringan juga bisa mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Selain kekeringan, lanjut Faiz, masyarakat juga harus mewaspadai potensi cuaca ekstrim lainnya. Di antaranya berupa suhu udara tinggi, angin kencang, dan kelembaban udara rendah.