REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Warga Nahdliyyin di Inggris Raya, melalui NUCARE-Lazisnu berfokus membagi daging qurban untuk warga difabel dan jompo di Indonesia. Hal ini, merupakan wujud kepedulian warga Nahdliyyin di Inggris Raya untuk berbagi kepada sesama.
Ketua NUCARE-LazisNU Inggris, H Taufiq Wijanarko PhD, mengungkapkan pihaknya ingin berbagi dengan sesama, khususnya warga jompo dan difabel. Program ini bertujuan untuk mengajak warga Muslim Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun khususnya yang tinggal di luar negeri untuk selalu peduli dengan saudara-saudara yang membutuhkan. “Khususnya kaum difabel dan jompo yang jumlahnya tidak sedikit di sekitar kita," kata Taufiq, dalam keterangannya, Selasa (4/8).
Dia menjelaskan, NUCARE-LazisNU memilih menyalurkan qurban ke Indonesia, dengan pertimbangan bahwa banyak komunitas warga di Indonesia yang membutuhkan bantuan. Fenomena warga muslim Indonesia di luar negeri pada saat qurban, khususnya yang berada di Inggris Raya sulit untuk menyelenggarakan ibadah qurban di negara tempat mereka tinggal dikarenakan adanya aturan penyembelihan yang ketat maupun susahnya mencari penerima daging qurban.
Sementara, Rais Syuriah PCINU Inggris, KH Didiek S Wiyono, menjelaskan betapa penting visi filantropi yang tepat sasaran. "Kami ingin agar misi dan visi NUCare-LazisNU itu tepat sasaran, membantu sesama di Indonesia. Kami lihat, banyak organisasi filantropi Islam maupun internasional untuk membuka program-program qurban dengan sasaran warga sekitar konflik maupun Afrika, program ini sangat menarik di samping karena iklannya menarik harga hewan qurbannya yang jauh lebih murah dibanding jika berqurban di Indonesia," ungkap Didiek.
Menurut Didiek, NUCare-LazisNU UK (yang juga berdiri di akhir 2019) mengadakan program qurban di tahun ini dengan sasaran tertentu di Indonesia, karena sadar bahwa masyarakat mayoritas Muslim dan hampir di semua masjid khususnya masjid-masjid komplek serta perkotaan jumlah daging qurban berlimpah. Nah, pihaknya mencoba menyalurkan program berbagi daging qurban kepada komunitas difabel dan jompo, yang menurutnha belum banyak tersentuh program-program khusus bagi mereka.
"Hal ini kami lakukan untuk mengajak masyarakat Muslim khususnya di Inggris Raya utk mempertimbangkan tetap melakukan qurban di Indonesia, karena masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan di samping juga untuk menghindari masuknya sedekah hewan qurban ke daerah-daerah yang ada konflik politis maupun daerah-daerah yang rawan sebagai pengembangan paham radikal," terang KH Didiek S Wiyono.
Untuk tahun ini, NUCare-LazisNU Inggris bekerjasama dengan Sanggar Kahuripan Solo, sebuah kelompok yang lbh dari 10 tahunsdh biasa melakukan program-program sosial dan filantropi di Solo Raya dan Komunitas Budaya Lintang Padjerino, pimpinan Donny Suwignya, di kawasan Delanggu, Klaten. Program ini juga mendapat support dari Indihome Telkom Imdonesia Wilayah Jawa Tengah.
Program mulai dengan pendataan komunitas Difabel dan para jompo dilakukan oleh para Kader Penggerak Pengembangan Manusia di 16 Desa se kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, dibawah komando Thomas Sutana.
Adapun hewan Qurban yang terkumpul melalui program ini adalah satu ekor sapi dan delapan ekor kambing (yang didapat melalui donatur dari LazisNU UK dan Sanggar Kahuripan Solo), dibagikan menjadi 200 paket daging qurban utk komunitas Difabel dan Jompo, serta warga miskin yang membutuhkan.
Didiek S Wiyono berharap, program ini akan diikuti oleh lebih banyak pendonor agar bisa lebih luas lagi cakupannya. "Di samping itu, kami juga berharap kepada NUCARE-LazisNU Internasional serta lembaga-lembaga filantropi islam Indonesia lainnya utk membuat program-program serupa dengan sasaran utama adalah saudara-saudara kita yang berhak di Indonesia khususnya," kata dia.
NUCare-Lazisnu dalam beberapa terakhir telah menyelenggarakan program-program filantropi, di antara menghimpun dan menyalurkan bantuan kepada korban terdampak Covid-19 di Inggris, bantuan kepada mahasiswa di United Kingdom, serta beberapa program kemanusiaan internasional bekerja sama dengan lintas institusi, di antaranya KBRI London, PPI United Kingdom, al-Minhaj Welfare Foundation Manchester, dan beberapa lembaga lain.