Sandiaga Salahudon Uno menegaskan, Indonesia saat ini tengah dihantui oleh resesi ekonomi akibar virus Covid-19. Bahkan, di negara besar dan negara kecil sudah jatuh ke jurang resesi.
Menurutnya, resesi ekonomi diprediksi menghantam Indonesia di tengah pandemi virus Covid-19. Menurut pria yang akrab disapa Sandi itu, ancaman resesi semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru Corona tak bisa ditekan. "Saya sampaikan bahwa kita masuk ke resesi sudah semakin nyata di depan apabila skema Penyaluran Dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ke Pemda dan UMKM lambat realisasinya. Harusnya 8 provinsi share PDB Nasionalnya tertinggi diberikan skema khusus pinjaman dengan bunga 0% cepat realisasinya serta besar nilainya,” dia menegaskan.
Sandi menjelaskan, pada Kuartal II-2020 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami kontraksi -5,32 persen. Jika Kuartal III/2020 mau selamat harus menjadikan Pemda dan UMKM sebagai garda terdepan dalam penyerapan anggaran penggerak sektor riil,” ungkapnya.
Untuk Dana PEN melalui Jalur HIMBARA dan Bank Daerah sudah berjalan baik, tapi nilainya kecil hanya Rp30 triliun. Belum mampu menopang secara menyeluruh daya beli yang terus menurun. Pasar modal bisa menjadi alternatif pendanaan UMKM, karena MOU Bursa Efek Indonesia dengan KAHMIPreneur sangar tepat disaksikan oleh Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal DK OJK ,” kata Sandiaga.
Pemerintah harus segera mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi menghindari resesi. Adapun percepatan yang harus dikebut dari program PEN adalah penyaluran anggaran kesehatan, bantuan sosial (bansos) untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan dorongan pada sektor UMKM serta korporasi pada industri padat karya.
“Tim PEN harusnya dipimpin oleh Menteri Keuangan karena desain skema kebijakan keuangan negara serta industri keuangan untuk mengatasi dampak Covid-19 ini yang disiapkan Menkeu sejak awal sesuai UU No.2 tahun 2020,” papar Kamrussamad, anggota DPR RI dari Komisi XI.
Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada 13, 8 juta pekerja non PNS dan non BUMN dengan gaji di bawah Rp 5 juta menggunakan basis data BPJS Ketenagakerjaan selama BLT 4 bulan bisa meningkatkan daya beli pekerja. “Namun belum tentu bisa menyelamatkan resesi ekonomi,” tukas Kamrussamad saat ditemui dalam acara MOU BEI dengan KAHMIPreneur di main hall Gedung Bursa Efek Indonesia (7/8/2020).
www.swa.co.id