REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Syihabuddin Qalyubi,
Wahbah az-Zuhaili dalam kitab Tafsirnya al-Wajīz menjelaskan karakter Ibrahim AS, bahwasanya dia seorang yang santun, berakhlak mulia, berlapang dada dan tidak marah ketika terjadi kecurangan terhadap dirinya, pengiba, yakni selalu merendahkan diri di hadapan Allah. Karakter yang melekat pada nabi Ibrahim ini sangat erat kaitannya dengan karakter komunikator dalam komunikasi persuasif.
Secara garis besar komunikasi persuasif atau al-Iqnā (dalam bahasa Arab) adalah bentuk komunikasi yang dirancang untuk mengubah sikap atau perilaku komunikan (seseorang atau kelompok) ke arah peristiwa atau gagasan, yang dilakukan secara verbal ataupun non-verbal. Salah satu aspek yang paling penting dalam komunikasi persuasif adalah komunikator.