Selasa 11 Aug 2020 14:10 WIB

UMKM Harus Dibantu Agar Kembali Berkontribusi

Sebanyak 68 persen UMKM saat ini mengalami kesulitan penjualan.

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Perajin mengerjakan pembuatan miniatur pesawat dari bahan limbah kayu lame di Rumah Kreatif, Kampung Bojong Hilir RT 02/10, Desa Bojong, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/6/2020). Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah turut menyiapkan anggaran dari APBD untuk memberikan bantuan stimulus pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah masing-masing untuk bangkit di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA
Perajin mengerjakan pembuatan miniatur pesawat dari bahan limbah kayu lame di Rumah Kreatif, Kampung Bojong Hilir RT 02/10, Desa Bojong, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/6/2020). Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah turut menyiapkan anggaran dari APBD untuk memberikan bantuan stimulus pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah masing-masing untuk bangkit di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.

REPUBLIKA.CO.ID BANDUNG--Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu mendapat dorongan dari semua kalangan, menghadapi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Apalagi, segmen usaha ini menguasai pangsa pasar hampir 90 persen.

"UMKM ini hampir menguasai 90 persen pangsa pasar dan berkontribusi terhadap 60 persen perekonomian nasional. Namun, ada beberapa hal yang perlu dilakukan UMKM agar terus maju, karena adanya perubahan kebutuhan masyarakat," ujar Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi saat membuka KKJ virtual, Selasa (11/8).

Menurut Rosmaya, UMKM perlu dibantu agar kembali memberi kontribusi bagi ekonomi nasional. Apalagi, saat ini ekonomi Indonesia sedang menghadapi ancaman resesi. Sehingga, perlu sinergi antar otoritas terkait untuk membantu UMKM kembali bangkit. 

Berdasarkan data, sebanyak 68 persen UMKM saat ini mengalami kesulitan penjualan. Sisanya mengalami kesulitan bahan baku, distribusi, dan lainnya. "KKJ ini diharapkan menjadi media perluasan akses pasar, mutu produk, dan akses pembiayaan bagi UMKM," katanya. 

Sementara menurut Kepala BI Jabar Herawanto, UMKM punya peran penting dalam ekonomi Indonesia. Karena menyerap tenaga kerja yang tinggi. UMKM juga dinilai mampu bertahan di tengah krisis. 

Namun, UMKM perlu dorongan melalui pelatihan, bantuan promosi dan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh sebagai kekuatan nasional. "KKJ tahun 2020 ini diharapkan membantu mempromosikan dan memasarkan produk mereka secara nasional," katanya.

Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) 2020 akan digelar 11 hingga 15 Agustus 2020. Sebanyak 60 UMKM akan ikut, 6 perbankan, 89 desain busana, dan 11 fesyen desainer. Temanya yang diangkat adalah tenun Jawa Barat. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pameran digital ini cara baru untuk mempromosikan produk UMKM di tengah pendemi. Ia berharap, bisa mendongkrak ekonomi Jabar yang kemarin tercatat minus 5 persen. 

"KKJ digelar virtual, ini contoh baru untuk cara baru. Disini, ada pembiayaan, pemasaran tanpa batas karena dengan online bisa menjual produk UMKM tanpa batasan. Ciri UMKM tangguh adalah digital tak bisa dilewatkan," paparnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement