Selasa 11 Aug 2020 19:17 WIB

Belajar Tatap Muka, Sultan Yogyakarta tak Ingin Coba-Coba

Menurut Sultan, pembelajaran tatap muka sebaiknya dimulai dari kampus.

Belajar Tatap Muka, Sultan Yogyakarta tak Ingin Coba-Coba. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Belajar Tatap Muka, Sultan Yogyakarta tak Ingin Coba-Coba. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan tidak ingin coba-coba dalam memutuskan pembelajaran tatap muka di sekolah di masa pandemi Covid-19.

"Kita lebih baik memforsir untuk swab (tes usap) yang sekarang sudah terjadi dengan harapan kita punya kepastian lebih dulu daripada coba-coba, risikonya terlalu besar," kata Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (11/8).

Baca Juga

Menurut Sultan, pembelajaran tatap muka sebaiknya dimulai dari kampus, baru kemudian diikuti jenjang pendidikan di bawahnya. Memulai pembelajaran tatap muka di sekolah di tengah kasus Covid-19 di DIY yang masih cenderung fluktuatif, menurut dia, sangat berisiko bagi anak.

Apalagi, ia mengaku belum mengetahui secara persis status zona risiko penularan Covid-19 di DIY saat ini. "Saya belum tahu persis kita ini (zona) kuning atau oranye, tapi ya biar kampus dululah risikonya untuk anak-anak terlalu besar. Dia di belakang saja," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya sebelumnya mengatakan kegiatan pembelajaran tatap muka perlu diputuskan dengan kehati-hatian disertai kajian yang matang. Hal itu termasuk mempertimbangkan masukan dari para orang tua siswa.

"Jangan sampai muncul klaster penularan baru dari dibukanya sekolah. Itu yang harus kita jaga dengan tetap mengutamakan kehati-hatian," kata Didik.

Ia menyebutkan prosedur standar operasi (SOP) untuk pelaksanaan praktikum tatap muka telah disiapkan khususnya bagi siswa SMK di DIY. Meski demikian, praktikum bagi siswa SMK harus melalui simulasi di beberapa sekolah terlebih dahulu yang pelaksanaannya menunggu hasil evaluasi perkuliahan tatap muka di perguruan tinggi pada September 2020.

"Nanti September seiring mahasiswa masuk kita mungkin juga khususnya untuk yang praktikum akan simulasi," kata dia.

Berdasarkan data dari rumah sakit rujukan hingga Senin (10/8), Pemda DIY mencatat total suspek Covid-19 di daerah ini sebanyak 11.006 orang. Dari jumlah suspek tersebut, 876 orang terkonfirmasi positif di mana 593 orang di antaranya sembuh dan 25 orang meninggal dunia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement