Rabu 12 Aug 2020 16:51 WIB

Bandar Lampung Gelar Rapid Test Massal di Terminal dan Pasar

Rapid test massal akan digelar di empat titik di Bandar Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas medis mengambil sampel darah saat tes cepat (rapid test) COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (10/8/2020).
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas medis mengambil sampel darah saat tes cepat (rapid test) COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (10/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemeriksaan cepat (rapid test) massal akan digelar di beberapa terminal dan pasar tradisional di Kota Bandar Lampung, Kamis (12/8). Pemkot Bandar Lampung menyiapkan 400 buah alat rapid test digunakan secara gratis.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandar Lampung Ahmad Nurizki, tes cepat akan digelar di empat titik. “Pasar Tamin, Pasar Bambu Kuning, Pasar Wayhalim, dan Terminal Kemiling,” katanya, Rabu (12/8).

Dia mengatakan, rapid test massal hanya untuk warga Kota Bandar Lampung di empat titik tersebut pada tahap awal. Pemkot Bandar Lampung telah menerima 400 alat rapid test dari bantuan Pemprov Lampung.

Menurutnya, melihat perkembangan di lapangan, bila diperlukan lagi alat rapid test maka akan didatangkan secepatnya.

Pemeriksaan rapid test masyarakat Kota Bandar Lampung untuk mencegah dan memutus penyebaran virus di wilayah kota. Pemkot Bandar Lampung memastikan wilayah kota terbebas dari penyebaran Covid-19 dan menuju status hijau kembali.

Sebelum pelaksanaan rapid test massal tersebut, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandar Lampung telah melakukan sosialisasi secara masif di pasar tradisional dan terminal dalam kota. Sosialisasi tersebut untuk mencegah terjadinya penolakan masyarakat, dan juga mengatur pelaksanaan sesuai dengan protokol kesehatan.

Sri, warga Kota Bandar Lampung, menyambut baik adanya pemeriksaan rapid test untuk mengetahui kepastian penyakit Covid-19. Namun, dia menyatakan, masyarakat meminta kepastian agar pelaksanaannya nanti tidak dipungut biaya sepeserpun.

“Kalau gratis mau-mau saja. Tapi kalau bayar sampai ratusan ribu rupiah. Saya mundur saja dulu, karena masih banyak kebutuhan rumah tangga,” ujar Sri, ibu dua anak tersebut.

Beberapa warga berharap pelaksanaan rapid test massal, tidak menganggu aktivitas pasar dan terminal. Menurut warga yang terpenting petugas di lapangan menjaga ketat pelaksanaan protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.

“Selama ini di pasar banyak melanggar protokol kesehatan,” kata Lina, ibu rumah tangga warga Kemiling.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement