REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Aceh mempertimbangkan rencana rekrutmen tenaga medis cadangan untuk penanganan Covid-19. Langkah ini merujuk pada banyaknya paramedis positif terinfeksi virus tersebut.
"Rencana rekrut cadangan itu juga dalam pertimbangan. Itu sangat tergantung dengan situasi, sudah ada pertimbangan-pertimbangan untuk merekrut relawan kesehatan," kata Juru Bicara GTPP Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani di Banda Aceh, Sabtu (15/8).
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh menyarankan Pemprov Aceh merekrut relawan kesehatan tambahan untuk percepatan penanganan Covid-19. Saifullah menjelaskan, kebijakan itu akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan penanganan Covid-19 di "Tanah Rencong" itu.
Namun, kata dia, masih ada opsi lain yang dapat dilakukan GTPP dalam menyikapi banyak paramedis positif terpapar virus corona.
"Tapi itu tergantung kebutuhan, namun sebelum itu masih ada ruang lain sebetulnya, misalnya reposisi tenaga kesehatan, distribusi tenaga kesehatan," ujarnya.
Menurut jubir yang akrab disapa SAG itu, dalam situasi krisis seperti ini memang kondisi sangat dinamis. Segala keputusan dalam diambil dengan cepat, sehingga apa saja hal-hal yang memungkinkan akan dilakukan, yang terpenting orang sakit tertangani dengan baik.
"Dan situasi-situasi emergensi itu diantisipasi, ya termasuk misalnya mulai memikirkan mengidentifikasi tenaga-tenaga relawan yang kemungkinan besar bisa kita siapkan," ujarnya.
Saifullah mengatakan, upaya menggerakkan tenaga baru butuh banyak kesiapan, termasuk kesiapan psikologis, keterampilan dalam menjaga penularan, dan tentu saja juga biaya tambahan.
"Jadi itu dipersiapkan, tapi penggunaannya masih kita lihat perkembangan," ujarnya.
Disamping itu, Pemprov Aceh berkomitmen untuk terus menjaga paramedis yang menangani pasien Covid-19 agar tidak ikut tertular. Selain telah meresmikan ruang isolasi Pinere kedua hingga enam, pihaknya juga menyiapkan tenda penapisan bagi setiap pasien yang masuk rumah sakit, sebelum ditangani dengan prosedur normal maka dipastikan dulu setiap pasien itu bukan Covid-19.
"Dengan banyak OTG, korban kecelakaan pun harus kita duga bisa menularkan. Karena itu untuk menghindari peningkatan kasus penularan antara pasien dan petugas, itu kita buat caranya ada penapisan di tenda. Kalau Covid-19 ditangani secara Covid-19, kalau biasa ditangani secara biasa," ujarnya.