REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Muenchen di babak perempat final Liga Champions, Sabtu (16/8) dini hari WIB, kian menegaskan krisis yang tengah menimpa Barcelona. Untuk pertama kalinya sejak musim 2007/2008, tim asal Katalan itu gagal meraih satu trofi pun dalam satu musim kompetisi.
Berbagai pihak menilai, Barcelona sudah berada di titik terendah performa mereka, setidaknya dalam satu dekade terakhir. Perombakan besar-besaran, baik dari komposisi pemain di skuat tim utama hingga jajaran direksi, mengemuka pasca penampilan mengecewakan Blaugrana pada sepanjang musim lalu.
Mantan pelatih Barcelona, Pep Guardiola, pun akhirnya angkat bicara terkait krisis yang tengah menerpa Blaugrana. Meski mengakui Barcelona tengah menghadapi krisis, tapi pelatih asal Spanyol itu yakin, Blaugrana bisa bangkit dan keluar dari krisis tersebut dengan mengandalkan seluruh sumber daya yang mereka miliki, baik dari luar ataupun dari dalam tim.
''Barcelona adalah tim yang besar dengan semua sarana yang ada, baik di dalam ataupun dari luar klub. Saya yakin sepenuhnya, mereka bisa keluar dari krisis ini,'' kata pelatih berusia 49 tahun itu seperti dikutip Sports, Ahad (16/8).
Kendati begitu, Guardiola mengakui, di laga babak perempat final, Barcelona memang menghadapi kesulitan saat meladeni permainan Bayern Muenchen. Pelatih Manchester City itu pun menyebut, saat ini, Muenchen menjadi tim dengan kemampuan yang luar biasa. Hal ini pun begitu terlihat di atas lapangan.
Selain Mauricio Pochettino, Ronald Koeman, dan Xavi Hernandez, nama Guardiola muncul sebagai salah satu kandidat pelatih yang digadang-gadang bakal menggantikan Quique Setien di kursi pelatih tim utama Barcelona.
Guardiola memang mampu menorehkan prestasi apik saat menangani Barcelona pada kurun waktu 2008 hingga 2012. Selama kurun waktu tersebut, Guardiola mempersembahkan 13 titel, termasuk torehan treble pada musim 2008/2009.