REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kaum Quraisy telah gagal menghalangi hijrah para sahabat Nabi ke Madinah. Mereka semakin dibuat khawatir dan cemas akan kemaslahatan ekonomi mereka apabila umat Islam semakin berkembang pesat di Madinah.
Hingga kemudian mereka mulai merencanakan niat jahatnya untuk membunuh Rasulullah SAW. Bahkan, kaum Quraisy mengadakan sayembara untuk penangkapan Nabi Muhammad dan Abu Bakar.
Mengenai niat jahat kaum kafir Quraisy, Allah SWT telah memberitahukan Nabi Muhammad. Nabi memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikannya tidur di kamar Rasulullah. Sehingga saat kaum Quraisy mengepung rumah Rasulullah, hanya mendapati Ali bin Abi Thalib yang tertidur menggantikan Rasul.
Ali memang diminta untuk meninggalkan Makkah terakhir kali, setelah mengambalikan barang-barang amanah yang dititipkan kepada Rosulullah untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Sehingga tidak ada yang mengetahui kepergian Rosulullah dan Abu Bakar selain Ali dan keluarga Abu Bakar.
Dilansir dari buku // Sirah Nabawiyah // karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, Rosulullah telah meninggalkan rumahnya sejak siang hari menuju rumah Abu Bakar. Kemudian pada malam hari, Nabi dan Bau Bakar keluar dengan membawa lentera, keluar dari belakang rumah Abu Bakar. Hal ini dilakukan agar tidak ada seorang pun dari kaum kafir Quraisy yang mengikuti jejak langkah mereka.
Untuk mengelabui Kaum Quraisy yang tentu saja akan terus mengejar Rasulullah hingga ke Madinah, Nabi bersembunyi selama tiga hari di dalam Gua Tsur. Selama bersembunyi, Abu Bakar membagikan tugas kepada keluarganya. Putranya, Abdullah bin Abu Bakar bertugas membaur dengan kaum Quraisy untuk mencari informasi pergerakan mereka. Sementara Asma' binti Abu Bakar bertugas membawakan bekal makanan.
Kemudian Amir bin Fuhairah, mantan budak Abu Bakar bertugas menggembalakan kambing untuk diperah susunya pada malam hari dan digembalakannya kembali saat menjelang pagi. Hal itu dilakukan selama tiga hari persembunyian.
Rasulullah dan Abu Bakar mengupah seseorang dari suku Bani Ad Diil sebagai penunjuk jalan. Ia merupakan seorang pemandu jalan profesional yang sangat memegang janji untuk tidak berkata kepada siapapun, padahal ia memeluk agana orang kafir Qurasy.
Selama masa persembunyian, Abu Bakar selalu merasa khawatir bahwa Rosulullah akan tertangkap lalu dibunuh. Sehingga keluarlah Firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 40:
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita". Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Alquran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Pertolongan Allah SWT hadir ketika salah seorang Kaum Quraisy melakukan penyisiran hingga ke Gua Tsur. Saat itulah mereka menaiki gunung dan melewati gua. Mereka melihat di atas pintu gua terdapat jaring laba-laba. Sehingga mereka berpikir tidak mungkin ada orang yang bersembunyi di dalam gua apabila di pintu gua terdapat jaring laba-laba. Dan laba-laba ini adalah tentara-tentara Allah yang menolong kebenaran dan mengalahkan kebatilan.
Rasulullah bersama Abu Bakar dan budaknya 'Amir bin Fuhairah serta pemandu jalan Abdullah bin Uraiqith menuju Madinah melalui rute yang bukan biasanya. Ini dilakukan agar tidak diketahui kaum Quraisy yang hendak mengikuti.
Dalam perjalanan tersebut, mereka melewati perkemahan Ummu Ma'bad Al-Khuza'iyah, ia seorang lansia berbadan tegak yang sedang duduk memegang lututnya dan menjalain jemarinya di teras Qubah. Kemudian ia minum dan makan. Lalu Rasulullah datang menghampir dan ingin membeli makanan tersebut yakni daging dan kurma. Namun tidak diberikan sedikitpun.
Lalu Nabi melihat kambing kurus di samping perkemahan. Nabi meminta izin untuk memeras susu kambing tersebut yang kemudian disebutkan bahwa kambing tersebut yang paling kering susunya.
Rasulullah mengusap susu kambing tersebut dengan menyebut asma Allah dan berdoa. Lalu keluarlah dari kambing tersebut air susu yang berlimpah sehingga cukup bagi Rosulullah dan sahabatnya serta untuk perempuan tua tersebut.
Kaum Quraisy yang telah putus asa mencari Rasulullah mengadakan sayembara. Barang siapa yang menangkap Rosulullah dalam keadaan hidup atau mati akan dihadiahi 100 ekor unta. Suraqah bin Malik adalah salah satu orang yang ingin mendapatkan hadiah tersebut.
Hanya saja, atas kuasa Allah, Suraqah justru menjadi orang yang berbalik menyembunyikan Rosulullah dari kejaran Kaum Quraisy. Suraqah terus merahasiakan keberadaan Rosulullah hingga Nabi sampai di Madinah dengan selamat. Barulah kemudian ia menceritakan kisah yang dialaminya kepada penduduk Makkah.