REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Lewat gol tandukan pada menit ke-58, Kingsley Coman menjadi pahlawan kemenangan Bayern Muenchen saat membungkam Paris Saint Germain, 1-0, di partai puncak Liga Champions, Senin (24/8) dini hari WIB. Kendati begitu, mantan winger Juventus itu juga mengaku ikut bersedih dengan kegagalan PSG tersebut.
Otu karena, winger berusia 24 tahun itu merupakan jebolan akademi sepak bola PSG. Lahir dan besar di Paris, Prancis, Coman mengawali karier profesionalnya di Les Parissien sejak 2013 di tim junior PSG. Namun, setelah hanya tampil di empat laga dalam dua musim memperkuat tim utama PSG, Coman dilepas ke Juventus pada 2014.
Setelah melakoni masa peminjaman selama dua musim di Bayern Muenchen, Coman akhirnya direkrut secara permanen dari Juventus pada awal musim 2017/2018. Coman mengaku ikut bersedih saat melihat klub dari kota asalnya itu gagal meraih titel Liga Champions. Namun, winger timnas Prancis itu tetap berusaha profesional dengan tampil semaksimal mungkin di laga tersebut.
''Saya merasakan kebahagian, tapi juga merasakan sedikit kesedihan karena kekalahan PSG tersebut, karena saya berasal dari Paris. Maaf Paris, tapi saya ingin menampilkan permainan terbaik saya, karena saya 100 persen pemain Bayern dan bertekad meraih kemenangan,'' tutur Coman di laman resmi UEFA, Senin (24/8).
Di laga tersebut, Coman memang dipercaya tampil sebagai starter oleh pelatih Hansi Flick. Coman menggantikan Ivan Perisic, yang biasa menempati posisi winger kiri.
Pada babak pertama, Coman terlihat kesulitan untuk bisa menebar ancaman di gawang PSG. Namun, Coman akhirnya bisa memecahkan kebuntuan Die Bayern saat menanduk bola tepat di depan mulut gawang PSG. Memanfaatkan umpan lambung dari Joshua Kimmich, Coman mengarahkan bola ke pojok kanan gawang PSG.
Keylor Navas, yang dipercaya berada di bawah mistar gawang PSG, gagal menjangkau bola hasil sundulan Coman tersebut. Gol Coman ini sudah cukup membawa Muenchen meraih titel Liga Champions musim ini, sekaligus menjadi gelar keenam Die Bayern dalam sejarah keikutsertaan mereka di pentas tertinggi kompetisi antar klub Eropa tersebut.
Coman pun menilai, laga kontra PSG berlangsung dengan ketat. Bahkan, upaya Muenchen untuk menguasai laga sejak menit pertama gagal lantaran PSG bisa mengimbangi permainan Muenchen dengan serangan balik cepat.
''Sejak menit awal, kami berusaha untuk mengendalikan permainan. Namun, mereka memiliki serangan balik cepat. Kami tahu, serangan cepat mereka benar-benar berbahaya. Secara keseluruhan, PSG menampilan permainan yang apik, begitu pun kami. Itu adalah laga final yang luar biasa,'' kata Coman.