Kamis 27 Aug 2020 14:31 WIB

Astronaut Perempuan Kulit Hitam Pertama ISS pada 2021

Jeantte Epps, perempuan kulit hitam pertama menjadi awak ISS tahun depan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Jeantte Epps
Foto: nasa
Jeantte Epps

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Jeantte Epps, seorang astronot  NASA akan menjadi perempuan kulit hitam pertama sebagai awak Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2021. Hal ini diumumkan dalam rilis badan antariksa Amerika Serikat (AS) itu pada Selasa (27/8).

Epps memiliki gelar doktor di bidang teknik kedirgantaraan. Dia bekerja untuk CIA sebagai petugas intelijen teknis selama tujuh tahun sebelum bergabung dengan korps astronot pada 2009. Ia kemudian ditugaskan di NASA Boeing Starliner-1.

Baca Juga

"Epps akan bergabung dengan astronot NASA Sunita Williams dan Josh Cassada untuk ekspedisi enam bulan yang direncanakan untuk diluncurkan pada 2021 ke laboratorium luar angkasa yang mengorbit," kata NASA dalam rilisnya, dilansir Fox News, Kamis (27/8).

Penerbangan tersebut akan mengikuti sertifikasi NASA setelah sukses Uji Penerbangan Orbital-2 tanpa awak dan uji penerbangan kru dengan astronot. Dalam pengumuman melalui jejaring sosial Twitter, administrator NASA, Jim Bridenstine mengatakan Epps adalah anggota tambahan yang luar biasa untuk tim.

Sementara itu, Epps menanggapi pujian dari Bridenstine, mengatakan bahwa sangat menantikan misi ruang angkasa ini. Perempuan berusia 49 tahun itu mengaku sangat bersemangat akan bergabung engan Suni Williams dan Josh Cassada dalam misi operasional pertama awak Boeing ke ISS.

“Saya sudah terbang dengan helikopter bersama Suni dan bereda di kursi belakang T38 dengan Josh. Mereka berda adalah orang-orang yang luar biasa untuk diajak bekerja sama, jadi saya sangat menantikan misi ini,” kata Epps.

Williams dan Cassada menyambut Epps di misi dalam video yang diunggah ke Twitter. Cassada bergabung dengan Epps dalam melakukan misi luar angkasa pertamanya, sementara itu, bagi Williams, ini juga akan menjadi perjalanan ketiga ke ISS, di mana ia sebelumnya mengikuti Ekspedisi 14/15 dan 32/33.

Sebelumnya, Epps dijadwalkan menjadi astronot kulit hitam pertama yang menjadi anggota kru ISS pada 2018, tetapi ia ditarik dari misi. Posisinya digantikan oleh cadangannya, Serena Aunon-Chancellor, yang menjadi perempuan Hispanik pertama yang berada di ISS.

Saat itu, NASA tidak memberikan alasan penarikan Epps dari misi, namun mengatakan akan mempertimbangkan untuk misi di masa depan. Saudara laki-laki Epps, Henry, mengklaim rasisme adalah alasan saudara perempuannya ditarik dari misi pada 2018 tersebut. Selama ini, tidak jarang perubahan awak dilakukan pada penerbangan luar angkasa, bahkan dapat terjadi di menit-menit terakhir.

Salah satunya yang terjadi pada mantan astronot NASA, Ken Mattingly yang ditarik dari Misi Apollo 13 dan digantikan oleh Jack Swigert karena diduga terinfeksi campak. Faktanya, ia tidak pernah tertular penyakit tersebut. Mattingly akhirnya terbang ke bulan dengan Misi Apollo 16, menjadikannya salah satu dari hanya 24 orang yang melakukan misi ini.

Sejak menjadi astronot, Epps telah membantu kru ISS dari darat, termasuk sebagai pemimpin CAPCOM, berkomunikasi antara kontrol misi dan astronot di berbagai misi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement