REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan masker mungkin dapat dikatakan menjadi tren sejak pandemi melanda dunia. Demi mencegah penularan dengan wajib pakai masker, berbagai jenis masker kemudian tersedia. Mulai dari masker kain dengan motif yang unik, maupun polos berwarna, hingga satu yang paling baru dikenal sebagai face mask bracket.
Bracket yang juga dikenal sebagai penyangga masker, biasanya terbuat dari silikon dan dirancang agar masker tidak menyentuh wajah. Tujuannya adalah membuat pemakai lebih mudah bernapas, menurunkan risiko maskne (jerawat karena penggunaan masker yang sering), dan bahkan dapat menghemat riasan Anda.
Pencarian masker bracket pun telah melonjak di Google dan sejumlah e-commerce dunia seperti Amazon. Namun, sebenarnya ada beberapa pertanyaan mengenai apakah jenis masker ini ideal dan efektif dalam mencegah penularan virus dan penyakit?
Dilansir melalui prevention, Sabtu (29/8), semua produk masker bracket cenderung memiliki desain yang sama, meski pembuatnya berbeda-beda. Bentuk masker ini seperti buah pir, dengan bagian atas sempit yang pas dengan hidung Anda dan bagian bawah lebar yang menempel di dagu Anda.
Bracket memiliki kait kecil untuk mengamankannya ke bagian dalam masker dengan tipe masker bedah. Dari sana, bracket bersandar pada wajah, menciptakan penghalang antara wajah dan masker.
Jadi, jawaban dari apakah bracket aman digunakan sebagaimana masker, hal yang perlu diingat adalah tidak ada data yang menunjukkan bahwa ini lebih atau kurang aman daripada hanya memakai masker. Tetapi, para ahli penyakit menular memiliki beberapa kekhawatiran, terutama tentang bagaimana bracket dapat memengaruhi seberapa cocok masker Anda.
Masker dirancang untuk menciptakan penghalang antara Anda dan orang lain. Itu terletak di sekitar hidung dan mulut, yang merupakan elemen penting dalam perlindungan terhadap penyakit.
“Secara pribadi, saya tidak akan menggunakan ini karena saya akan mengkhawatirkan integritas segel,” ujar Richard Watkins, MD, seorang dokter penyakit menular di Akron, OH dan seorang profesor di Northeast Ohio Medical University.
Sementara itu, William Schaffner, seorang spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine mengatakan bracket bisa membuat masker kurang efektif. Anda harus sangat berhati-hati dalam menggunakannya. Kebanyakan bracket dirancang untuk digunakan di dalam masker bedah, tetapi ada gaya masker lain di luar sana yang kemungkinan besar akan digunakan orang untuk menggunakan braket di dalamnya dan itu juga dapat membuat masker menjadi kurang efektif.
Amesh A Adalja, peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security mengatakan bahwa bracket tampaknya cocok, setidaknya saat digunakan sesuai petunjuk. Berdasarkan penampilan dari masker ini, bracket tidak akan membuat perbedaan besar dalam hal keamanan.
Namun, Adalja mengatakan ini hanya menggarisbawahi kebutuhan untuk melakukan penelitian tentang jenis masker apa yang harus atau tidak boleh digunakan. Ia mengatakan bracket untuk petugas kesehatan tersedia, tetapi kami tidak memilikinya untuk masyarakat umum.
Gary Goldenberg, asisten profesor klinis dermatologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City.mengatakan di bagian depan kulit, bracket sebenarnya dapat menyebabkan masalah pada kulit seseorang. Silikon dan plastik dapat mengiritasi kulit, terutama jika bersentuhan dalam waktu lama dan cuaca panas.
Meskipun braket dapat mengurangi kontak langsung masker dengan kulit, masih mungkin timbul jerawat di area penyangga. Itu sebabnya ia mengatakan bahwa solusi terbaik untuk maskne adalah perawatan kulit yang tepat dan bahkan resep krim jerawat.
Secara keseluruhan, Schaffner menyarankan agar orang-orang mengingat hal ini. Masker dirancang untuk melindungi Anda dan orang lain, bukan untuk hanya sekadar untuk penampilan.