Senin 31 Aug 2020 00:15 WIB

Emil Hadiahkan QS Ali Imran Ayat 26 pada Sultan Sepuh XV

Lisan seorang pemimpin apalagi sultan haruslah baik, bijak, dan arif.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
PR Luqman Arief Zulkaedin (tengah) menyampaikan pidato pertamanya usai dinobatkan menjadi Sultan Sepuh XV di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (30/8/2020). Pangeran Raja Luqman Arief Zulkaedin mewarisi tahta keraton Kasepuhan sebagai sultan sepuh XV dari ayahnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang meninggal dunia pada Juli lalu.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
PR Luqman Arief Zulkaedin (tengah) menyampaikan pidato pertamanya usai dinobatkan menjadi Sultan Sepuh XV di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (30/8/2020). Pangeran Raja Luqman Arief Zulkaedin mewarisi tahta keraton Kasepuhan sebagai sultan sepuh XV dari ayahnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat yang meninggal dunia pada Juli lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengingatkan Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin, tentang kekuasaan. Gubernur pun meminta agar sultan yang baru menjalani prosesi jumenengan (penobatan) itu, untuk bisa mengatasi dinamika yang kini terjadi.  

Hal tersebut disampaikan gubernur yang akrab disapa Emil itu, saat memberikan sambutan usai jumenengan Sultan Sepuh XV, di Keraton Kasepuhan Cirebon, Ahad (30/8).

Emil pun mengutip Alquran Surat Ali Imran ayat 26. Yang artinya: Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki..."

Emil mengatakan, Allah SWT memberikan kekuasaan kepada yang dikehendaki, dan bisa mencabut kekuasaan kepada yang dikehendaki-Nya. Selain itu, Allah SWT juga akan memuliakan dan menghinakan yang dikehendaki-Nya.

"Surat Ali Imran ayat 26 ini sebagai pengingat kepada diri saya sendiri sebagai gubernur dan hadiah pengingat kepada Sultan Sepuh XV, agar kita selalu mengingat bahwa semua ini hanya sementara. Yang terpenting adalah amal ibadah kita di dunia," tutur Emil.

Emil pun mengaku, hadir dalam kesempatan tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada sejarah dan tradisi di Keraton Kasepuhan Cirebon. Hal itu menjadi bagian dari prinsip hidup, yakni menghormati masa lalu dan tradisi, menyukseskan masa kini dan menyukseskan masa depan.

Emil pun mengingatkan, kepada semua yang hadir untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik. Dia menyatakan, tidak ada hari ini tanpa hari kemarin dan tidak ada masa depan tanpa hari ini.

Dalam kesempatan itu, Emil juga mendoakan, agar Sultan Sepuh XV dikuatkan agamanya, dikuatkan dan disehatkan badannya, dicerdaskan kebijakan dan kearifannyak serta diluaskan pintu rezekinya.

"Saya juga menitipkan agar selalu gunakan agama sebagai sumber dari segala sumber pengambilan keputusan. Gunakan cinta pada yang membenci dan mencintai," tukas Emil.

Emil menyatakan, sudah menjadi sunatullah bahwa tidak semua orang bisa memberikan cintanya. Bahkan, Rasulullah SAW juga ada yang membencinya, apalagi manusia biasa.

Untuk itu, lanjut Emil, gunakan akhlak Rasulullah. Yaitu, selalu mendoakan orang-orang yang tidak menyukai, selalu merangkul dengan komunikasi dan menjaga lisan sebagai pemimpin.

"Lisan seorang pemimpin apalagi sultan haruslah baik, bijak dan arif sehingga menimbulkan rasa tentram, nyaman, dan aman," kata Emil.

Terkait dinamika yang terjadi di Keraton Kasepuhan Cirebon, Emil berharap, agar bisa diselesaikan secara baik. Yakni, bermusyawarah dan bermufakat sesuai sila keempat Pancasila.

Namun, jika musyawarh mufakat tidak tercapai, maka bisa menempuh cara kedua. Yakni, diselesaikan baik-baik dengan jalur hukum karena Indonesia merupakan negara hukum. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement