REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina Internasional Explorasi Produksi berhasil melakukan pengeboran 12 sumur di lapangan MLN Aljazair. Produksi ini menandai fase penting bagi perusahaan minyak nasional dalam produksinya di lapangan luar negeri.
Direktur Utama Pertamina Internasional Explorasi Produksi John Anis mengatakan proyek Phase-4 ini dilaksanakan guna memaksimalkan potensi lapangan MLN Aljazair yang telah menyelesaikan workover sebanyak 15 sumur dan pemboran sebanyak 12 sumur.
"Pemboran sumur terakhir yaitu MLC-9P telah selesai pada 17 Maret 2020 serta rencananya mencapai puncak produksi pada 2021," kata John melalui siaran persnya, Ahad (30/8).
Dengan selesainya sumur ke-12 (MLC-9P) ini, seluruh lingkup pemboran pengembangan dan workover MLN Phase-4 telah selesai dilaksanakan dan ditandai dengan Ceremonial Drilling Accomplishment oleh jajaran menejemen PIEP.
Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa kegiatan ini merupakan milestone yang besar untuk Pertamina dimana ini merupakan drilling operasi pertama yang dilakukan Pertamina di overseas sebagai field operator.
Team drilling yang terdiri dari Staf Kantor Pusat PIEP Jakarta yang langsung mengoperasikan kegiatan drilling and workover ini berhasil melakukan efisiensi dan sinergi di dalam Pertamina Group.
Keberhasilan prestasi ini didukung dengan efisiensi biaya dan waktu pemboran dari target AFE (Authorized Financial Expenditure) sebesar 14 juta dolar AS per sumur selama 55 hari per sumur.
PIEP selaku pemegang wewenang pengelolaan lapangan, mampu melakukan efisiensi 8,5--10 juta dolar AS per sumur selama 35-45 hari per sumur. Sehingga total penghematan untuk efisiensi workover dan drilling diperkirakan sebesar 100 juta dolar AS.
Selain itu, PIEP juga telah berhasil melakukan sinergi dengan pemakaian SF-05 sebagai bahan dasar fluida pemboran untuk sumur ke-10 (MLNW-12) dan sumur ke 12 (MLC-9). Kedua sumur ini menggunakan SF-05 dan berhasil memberikan performance drilling yang lebih baik dan tentunya memberikan environmental impact yang lebih baik juga.
Penghematan ini menunjukkan bahwa Pertamina sangat peduli dan komitmen terhadap lingkungan sekitar wilayah kerja dibandingkan dengan kegiatan industri migas di Aljazair lainnya.
Pada umumnya sampai saat ini masih menggunakan Diesel sebagai bahan dasar fluida pemboran yang tentunya secara environment akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, dengan keberhasilan pemboran, pelaksanaan efisiensi biaya dan waktu, serta pekerjaan operasi yang ramah lingkungan membuktikan bahwa Pertamina EP memiliki kapabilitas dan kemampuan yang handal untuk bisa beroperasi di luar negeri.