REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemerintah dan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mewaspadai ancaman bencana kekeringan meteorologis.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Apolinaris Geru mengatakan peringatan BMKG itu karena berdasarkan analisis terkini pada 31 Agustus 2020, 100 persen dari total zona musim di Provinsi NTT masih berada dalam periode musim kemarau.
"Saat ini 100 persen dari total zona musim di Provinsi NTT masih berada dalam periode musim kemarau berdasarkan analisis 'update' 31 Agustus 2020, sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," katanya, Jumat (4/9)
Dia menambahkan berdasarkan analisis dan data hari tanpa hujan (HTH) hingga 31 Agustus 2020, menunjukkan pada umumnya di NTT mengalami deret hari kering menengah (11-20 hari) hingga ekstrem panjang (lebih dari 60 hari).
Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa beberapa daerah diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen. Kondisi itu, kata dia, berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan.
Selain itu, berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih serta meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran.