REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya meminta tim deteksi aktif (Detektif) Covid-19 yang terdiri dari unit lacak dan unit pantau untuk siap siaga di lapangan. Bima mewajibkan unit lacak dapat menemukan 20 orang yang kontak erat bila ditemukan satu pasien positif Covid-19.
"Kita berikan protap (prosedur tetap) dan arahan. Kita berikan target unit lacak itu, setiap satu kasus positif itu paling tidak minimal ada 20 kontak eratnya. Itu targetnya," kata Bima usai meninjau 22 titik RW zona merah di Kota Bogor, Ahad (6/9).
Sementara, jika pelacakan pada kontak berada di luar Kota Bogor, Pemkot Bogor segera melakukan koordinasi dengan daerah terkait sehingga mereka dapat secepatnya diisolasi. "Kalo kontak erat di luar wilayah, kita kasih tau nanti. Dinkes Jakarta, Dinkes Tangsel misalnya, ini tolong diisolasi di sana. Gitu," ucap Bima.
Usai ditemukan minimal 20 orang yang kontak erat, Bima meminta, unit memantau langsung melakukan pengawasan. Dengan demikian, mereka yang kontak erat dapat dipastikan tak berkeliaran.
Kemudian, sambung Bima, orang-orang dalam resiko di antaranya, anak-anak, lansia dan orang dengan komorbid untuk menghentikan aktivitas di luar rumah secara sementara. Dia meminta, seluruh aktivitas pada zona merah dapat dikurangi kecuali aktivitas untuk mencari nafkah.
Berdasarkan data Covid-19 di Kota Bogor terdapat 48 dari 68 kelurahan yang masuk zona merah. Sementara, berdasarkan jumlah RW terdapat 111 dari 797 RW di Kota Bogor yang masuk zona merah.
"Terakhir penguatan. Kita drop vitamin, masker dan makanan tambahan, kita drop setiap RW zona merah," jelasnya.