REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) HM Nurdin Abdullah meninjau progres proyek pembangunan tol layang di Jalan Pettarani, Kota Makassar, pada Rabu, guna memotivasi perampungan megaproyek senilai Rp 1,6 triliun tersebut.
Dalam aksi peninjauan itu, Nurdin didampingi Penjabat Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin, pimpinan PT Wika Beton, PT Bosowa Marga Nusantara, PT Nippon Koei Indonesia dan PT Cipta Strada.
Sejumlah perusahaan tersebut memiliki peran masing-masing, seperti PT Bosowa Marga Nusantara sebagai pengguna jasa, PT Wika Beton sebagai penyedia jasa, PT Cipta Graha Abadi sebagai konsultan perencana, PT Nippon Koei Indonesia sebagai konsultan pengawas bersama PT Cipta Strada dan PT Virama Karya sebagai konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI).
"Tadi kita sudah mendapat penjelasan dari pimpinan project jalan tol Pettarani. Panjang jalan tol ini adalah 4,3 kilometer dan satu kesyukuran kita di masa pandemi proyek ini berjalan dengan baik dan tanpa satu hambatan," kata Nurdin.
Ia menyebutkan bahwa berdasarkan penyampaian dari pihak PT Wika Beton, progres pekerjaan sudah hampir rampung total. Untuk pekerjaan bagian bawah ditargetkan akan selesai akhir tahun 2020 ini.
Proses pembangunan Jalan Tol Layang Pettarani didukung 2.500 pekerja dan hingga saat ini pengerjaan disebut hampir mencapai 100 persen, tersisa konstruksi bagian bawah.
"Mudah-mudahan sudah ada kesepakatan bahwa selama pengerjaan tol AP Pettarani sektor bawah, jalan tol ini sudah InsyaAllah akan kita gunakan," urainya.
Agar tidak menggangu pengerjaan konstruksi bagian bawah, Nurdin Abdullah berharap segmen pertama Jalan Tol Layang Pettarani dapat segera diresmikan dan dimanfaatkan.
Sebelumnya, Direktur Teknik dan Operasi PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) Ismail Malliungan mengatakan progres pembangunan Jalan Tol Layang Makassar yang mulai dibangun sejak 2018 itu sudah hampir rampung dengan persentase pekerjaan 91,55 persen.
"Tadi kami melakukan audiensi dengan bapak Pj Wali Kota Makassar melaporkan perkembangan pembangunan jalan tol layang ini sekaligus membahas rencana peresmiannya," ujarnya.
Ia mengataka pembangunan jalan tol layang yang panjangnya sekitar 4,3 kilometer itu ditargetkan rampung akhir September 2020.
Pihaknya juga sudah melaporkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengenai progres pembangunannya sekaligus menunggu jadwal peresmiannya oleh Presiden Joko Widodo.
"Melihat perkembangan September baru selesai. Kita sudah melaporkan ke Kementerian PUPR tentang jadwal selesaianya, mudah-mudahan di bulan Oktober sudah bisa kita resmikan. (Peresmian oleh Presiden Jokowi) tergantung Sekretariat Negara dan Kementerian PUPR," katanya.
Ismail juga menjelaskan progres tol menyisakan pekerjaan pengembalian jalan arteri.
Ia menambahkan, jalan tol yang dikerjakan mulai 30 April 2018 ini direncanakan selesai pada Februari 2020. Namun pihak kontraktor menemukan beberapa kendala diantaranya pengerjaan pipa PDAM dan adanya wabah pendemi COVID-19.
"Di saat kita memperkerjakan 2.000 orang lebih dengan berhadapan beberapa masalah seperti PDAM dan pendemi, Alhamdulillah bisa kita lewati dengan lancar. Meski kita terlambat lima bulan lebih dari target. Kita juga bersyukur, selama pekerjaan tidak ada insiden atau kecelakaan kerja terjadi. Semua masa-masa kirtis kita lewati dengan lancar," katanya.