Senin 14 Sep 2020 05:55 WIB

Gairah Celtic dan Optimisme Heat

Boston Celtics bertemu Miami Heats pada final wilayah timur.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Agung Sasongko
Laga Celtic vs Heat (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ERIK S. LESSER
Laga Celtic vs Heat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, FLORIDA -- Tak terasa kompetisi NBA (Liga Basket Amerika Serikat) musim ini mendekati purna. Boston Celtics bertemu Miami Heats pada final wilayah timur . Gim pertama berlangsung pada Selasa (15/9), di Advenhealth Arena, di Florida, AS. 

Performa luar biasa ditunjukkan Celtics hingga ke fase ini. Anak asuh Brad Stevens mengalahkan juara bertahan Toronto Raptors dengan skor 4-3 pada semi final yang menggunakan sistem best of seven. Pada gim penentuan, Celtics unggul 92-87 atas Raptors. Jayson Tatum menjadi bintang dengan menyumbang 29 poin dan 12 rebound. Masih ada Jaylen Brown yang turut berkontribusi maksimal saat menyumbang 21 poin. 

Baca Juga

Ketiga kalinya dalam empat tahun terakhir, Boston Celtics lolos ke final wilayah timur. Dalam konferensi pers, Brown menggambarkan keharmonisan di kamar ganti timnya. Dia mengaku belajar banyak dari Tatum. Dia juga berbicara tentang kerendahan hati Kemba Walker. Situasi demikian memengaruhi perjalanan timnya musim ini. 

"Ini grup hebat. Kelompok yang tangguh. Kami tidak mundur dari tantangan apa pun," kata guard berusia 23 tahun, dikutip dari laman resmi NBA Celtics, Ahad (13/9). 

Kini Miami Heat telah menunggu mereka. Kubu lawan bukan tim sembarangan. Pada semifinal, pasukan Erik Spoelstra menyudahi perlawanan unggulan lainnya, Milwaukee Bucks dengan skor 4-1. Laga melawan Heat terasa spesial bagi Walker. 

Pertama ini pencapaian terbaik dalam karirnya. Saat masih memperkuat Hornets, pebasket kelahiran New York itu hanya dua kali mentas di play off, yakni pada 2014 dan 2016. Timya selalu kandas di putaran pertama.  Adalah Miami Heat yang selalu menumbangkan Walker dan rekan-rekan. 

Kini kesempatannya untuk berbuat lebih, ada di depan mata. "Saya ikut senang. Dia pantas mengalami hal ini," ujar pelatih Miami, Brad Stevens. 

Beralih ke kubu lawan. Ini final wilayah pertama Miami Heat dalam enam tahun terakhir. Terakhir kali tim tersebut mentas di fase puncak terjadi pada 2014 lalu. Waktu itu Heat masih diperkuat LeBron James. Mereka bahkan menjadi jawara NBA pada musim 2011/2012 dan 2012/2013. 

Sepeninggal James, Heat kelimpungan. Barulah pada musim ini, mereka kembali merasakan atmosfer partai puncak konferensi. Ini ketujuh kalinya Heat tampil di level itu,sejak 2005 lalu. "Kami harus mengejar gelar juara," ujar pelatih Erik Spoelstra. 

Sikap optimisme sama-sama ditunjukkan kedua tim. Menarik dinatikan jalananya gim pertama di Advenhealth Arena nantinya. Ada nuansa lain dari partai ini. Perseteruan antara Presiden Boston Celtics, Danny Ainge dengan Presiden Miami Heat, Pat Riley turut menaikkan atmosfer pertandingan. Mereka saling membenci sejak dekade 1980-an. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement