REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pendeta Yeremia Zanambani dilaporkan meninggal dunia akibat ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Sabtu (19/9). "Memang benar ada laporan tentang meninggalnya tokoh agama akibat luka tembak di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Intan Jaya," kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwihan) III, Kolonel Zeni IGN Suriastawa di Kota Jayapura, Ahad (20/9).
Dia menjelaskan, tidak benar korban ditembak TNI, seperti yang disebar di media sosial karena itu fakta yang diputarbalikkan KKB. Suriastawa menegaskan, KKB dan kelompoknya senantiasa memutarbalikkan fakta tentang berbagai insiden yang terjadi, sekaligus untuk menyudutkan TNI-Polri dan pemerintah daerah.
Selain itu, kata dia, apa yang dilakukan KKB dan kelompoknya adalah mencari momen untuk menarik perhatian menjelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 22-29 September 2020. Menurut Suriastawa, selama September, tercatat tiga kasus penyerangan dan penembakan terhadap warga sipil dan TNI hingga menewaskan dua personel TNI AD dan satu warga sipil serta dua sipil lainnya terluka.
Adapun nama-nama korban, yaitu pada kejadian Selasa (15/9), dua tukang ojek terluka, Kamis (17/9) dua orang meninggal, yakni Serka Sahlan dan Badawi yang berprofesi tukang ojek, serta pada Sabtu (19/9) dua orang meninggal, yakni Pratu Dwi Akbar Utomo dan Pdt Yeremia Zanambani.