Kamis 24 Sep 2020 10:38 WIB

Jakarta Pusat Pangkas 6.000 Pohon

Pemangkasan pohon merupakan bagian dari perawatan rutin di Jakarta Pusat

Red: Nur Aini
Petugas Dinas Kehutanan melakukan penopingan pohon atau pemangkasan pada dahan pohon angsana di Jalan Gelora, Jakarta, Sabtu (30/11).
Foto: Thoudy Badai_Republika
Petugas Dinas Kehutanan melakukan penopingan pohon atau pemangkasan pada dahan pohon angsana di Jalan Gelora, Jakarta, Sabtu (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat hingga minggu ketiga September 2020 telah melakukan pemangkasan pada hampir enam ribu pohon di delapan titik kecamatan dalam rangka perawatan rutin pohon-pohon itu.

"Ini akumulasi pemangkasan dari Januari 2020 hingga minggu ketiga September 2020, jumlahnya mencapai 5.922 pohon. Dengan tiga kategori pemangkasan mulai dari ringan hingga berat," kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat,Mila Ananda pada saat dihubungi, di Jakarta, Kamis (24/9).

Baca Juga

Mila mengatakan pemangkasan sedang paling banyak dilakukan dengan jumlah 3.118 pohon. Sementara, untuk pemangkasan ringan terhitung ada 2.139 pohon yang dipangkas dan ada sebanyak 619 pohon yang dirawat dengan pemangkasan berat.

Selain pemangkasan, ada juga pohon yang ditebang oleh petugas dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat selama bulan Januari-September 2020 karena pohon sudah tua dan dapat berbahaya bagi warga.

"Ada 46 pohon yang kami tebang karena memang sudah rapuh dan rawan tumbang," kata Mila.

Dari delapan kecamatan, ada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Menteng, Kecamatan Cempaka Putih, dan Kecamatan Gambir yang masuk dalam zona pohon rawan tumbang karena usia pohon yang rata-rata sudah tua.

"Karena sudah rawan tumbang, oleh karena itu kita lakukan pemangkasan rutin sehingga beban pada pohon tidak terlalu berat dan aman bagi warga," kata Mila.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement