REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengimbau masyarakat yang memiliki tanah untuk ditanami dengan berbagai tumbuh-tumbuhan. Menurut dia, ini perlu dilakukan sebagai langkah pertama untuk mendongkrak perekonomian di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
"Orang Indonesia yang punya tanah sekecil apapun itu, tanami. Misalnya dengan sayuran atau apapun yang lain. Tanam dalam waktu tiga bulan sudah bisa menghasilkan," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (30/9).
Kiai Marsudi mengutip Surat Ali Imran ayat 14, yang menjelaskan tentang apa yang harus diprioritaskan dalam menumbuhkan perekonomian. Dia mengatakan, syahwat ekonomi atau motif ekonomi harus digerakkan. Pemerintah bisa berperan dengan memberi insentif berupa pupuk dan bibit.
"Syahwat ini yang harus digerakkan kalau dalam Alquran. Motif ini harus digerakkan, jangan ujug-ujug ngucurin uang. Enggak tahu motifnya. Jadi kebutuhan keluarga, perempuan, dan anak-anak itu harus tercukupi dulu. Kebutuhan seperti apa? Yang primer, yang darurat, yaitu makan dan minum," tutur dia.
Kiai Marsudi mewanti-wanti agar jangan sampai ekonomi keluarga jatuh. Jika ini terjadi, berarti akan mengakibatkan produsen juga jatuh karena rendahnya tingkat konsumsi. Kalau ini terjadi, pemerintahan juga bisa jatuh karena tidak ada pajak yang diterima.
"Kalau government mati, nanti perbankan, finance, juga bisa mati karena kredit-kreditnya tidak dibayar," tuturnya.
Saat orang-orang mulai banyak menanam, lanjut Kiai Marsudi, keran impor komoditas pangan harus ditutup oleh pemerintah. "Adanya corona ini harus menjadi momentum untuk memulai memenuhi kebutuhannya sendiri. Menurut saya mampu," imbuhnya.
Hari ini adalah waktu berakhirnya kuartal III 2020 yang artinya pemerintah akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah sendiri telah merevisi proyek pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020, yang awalnya minus 2,1 persen hingga 0 persen, diturunkan menjadi minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.
Arah bahwa ekonomi Indonesia masuk resesi dilontarkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 diperkirakan minus 1,7 persen hingga minus 0,6 persen, di mana ini hasil revisi dari sebelumnya 1,1 persen hingga positif 0,2 persen.