REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan pasca Chevron menyatakan mundur dari proyek Indonesian Deep Water Development (IDD), perusahaan asal italia, ENI berpotensi menggantikan Chevron untuk mengelola proyek IDD. Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menjelaskan kemungkinan masuknya ENI dalam proyek IDD ini karena lapangan Gendalo Hub dan Gehem Hub berdekatan dengan lapangan Jangkrink, Blok Muara Bakau yang dikelola oleh ENI.
Dwi menjelaskan proyek gas lepas pantai Kalimantan Timur (IDD) ini saat ini masih menjadi pembahasan antara Chevron dan ENI. "Perkembangan terakhir IDD, Chevron sudah lebih mengerucut dengan ENI, mungkin lagi finalisasi," ujar Dwi dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (30/9).
Dwi juga menjelaskan dengan masuknya ENI ke IDD sebenarnya investasi di IDD bisa lebih menarik. Sebab, ENI sendiri sudah memiliki infrastruktur gas, dan infrastruktur tersebut bisa digunakan bersama di proyek IDD karena lokasinya yang berdekatan.
"Kalau itu terjadi, misalnya ENI menggantikan Chevron, kami melihat beberapa hal positif karena bisa menurunkan investasi dari fasilitas produksinya karena bisa mengkoneksikan Lapangan Jangkrik yang sekarang sudah dimiliki ENI," tuturnya.
Proyek IDD yang dikelola Chevron Indonesia Company Ltd terdiri dari Lapangan Bangka, Gendalo Hub dan Gehem Hub. Chevron telah memproduksi gas dari Lapangan Bangka mulai Agustus 2016 dengan kapasitas produksi hingga 110 MMSCFD.
Namun untuk pengembangan Gendalo dan Gehem Hub, hingga saat ini masih belum juga dioperasikan. Chevron pun telah memutuskan bahwa proyek IDD ini tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan dan kini sedang mengevaluasi kepemilikan dan pengoperasian 62 persen sahamnya di proyek IDD ini.
Berdasarkan data SKK Migas, saat ini proyek ini sedang dalam tahap proses evaluasi persetujuan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) I dan juga proses evaluasi usulan perpanjangan Blok Rapak dan Blok Ganal.
Bila Gendalo dan Gehem Hub ini beroperasi, maka diperkirakan bisa menghasilkan gas sebanyak 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 27 ribu barel minyak per hari.