REPUBLIKA.CO.ID, SOLO-Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2020 di tengah masa pandemi diperkirakan dapat meningkatkan angka golput. Namun, dua kubu yang bertarung di Pilkada Solo justru optimistis Pilkada tahun ini angka golput tidak akan signifikan.
Ketua Tim Pemenangan pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa, Putut Gunawan mengatakan, angka golput di Kota Solo sebenarnya sangat kecil. Sehingga, dia meyakini Golput dapat ditekan.
"Artinya golput yang benar-benar golput, mereka sadar dan berniat tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena alasan ideologis, itu sedikit. Bukan yang karena bangun kesiangan, malas atau bekerja di luar kota dan sebagainya," jelasnya kepada wartawan, Kamis (1/10).
Menurutnya, masyarakat di Solo yang memilih golput biasanya merupakan keputusan pribadi dam tidak terstruktur. Oleh sebab itu, dia meyakini tidak akan ada gerakan masif untuk tidak datang ke TPS untuk mencoblos. "Mudah-mudahan Pilkada nanti tetap berjalan dengan baik, angka partisipasi juga tinggi serta tidak ada penyebaran kasus Covid-19 di TPS," harapnya.
Sementara itu ,Ketua Tim pemenangan paslon jalur independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo), Robert Hananto, menyatakan golput merupakan hak masyarakat. Meski demikian, dia menyayangkan jika masyarakat memilih golput. Sebab, masih ada dua pasang calon wali kota dan wakil wali kota yang bisa dipilih. "Sekarang semuanya di era keterbukaan. Masyarakat bisa melihat sendiri siapa paslon nomor urut satu dan dua, silakan dipilih. Kalau golput ya emen-eman. Tapi itu memang hak masyarakat," ucapnya.