REPUBLIKA.CO.ID --Sholat Jumat sangat istimewa. Ini adalah satu-satunya sholat sunah yang "diwajibkan" terutama bagi kaum pria.
Dilakukan bukan sendiri, tapi berjamaah di masjid, atau tempat yang dikenal masyarakat setempat. Seperti kita sholat lima waktu, inilah kedudukan sholat sunah Jumat.
Kenapa dipilih waktu Dzuhur, adalah juga keistimewaan tersendiri, bahkan mereka yang bekerja pada shift malam pun bisa menghadiri.
Sholat Jumat diawali dengan khutbah yang disampaikan oleh khatib, yang diwajibkan untuk mengingatkan jemaat tentang hari kiamat dan untuk mengatasi beberapa masalah yang sangat penting bagi masyarakat saat ini.
Islam menekankan pentingnya kebersihan dan kemurnian, baik fisik dan rohani. Hal ini ni terangkum dalam hadis berikut, di mana Salman Al-Farisi mengutip Nabi SAW yang mengatakan, "Barangsiapa mandi pada hari Jumat, dan kemudian memakai, kemudian pergi keluar untuk sholat, memastikan bahwa dia tidak memisahkan dua orang, berdoa, kemudian mendengarkan ketika khatib berbicara, maka semua dosanya diampuni antara hari itu dan Jumat berikutnya." (HR Al-Bukhari).
Penekanan pada kebersihan dan presentasi yang baik adalah jelas. Mandi jelas untuk membersihkan diri. Memakai wewangian, bermakna bahwa Islam menyukai kerapian: rambut disisir rapi, pakaian rapi, dan penampilannya secara keseluruhan enak dipandang.
Menghadap atasan, atau menghadiri apel di kantor, Anda akan tampil sebaik-baiknya, bukan? Apalagi menghadap Allah pada tiap Jumat.
Ketika pergi menuju masjid, kita juga dianjurkan berjalan normal, tanpa terburu-buru atau berlari. Juga dianjurkan untuk tidak terlibat dalam perdebatan sengit atau menggunakan bahasa vulgar dalam perjalanan menuju masjid. Ketika tiba di masjid, ia tidak harus duduk di antara orang yang duduk berdekatan satu sama lain.
Nabi menyatakan ini sebagai 'memisahkan dua orang'. Kita semua tahu bahwa beberapa orang datang terlambat dan mencoba naik ke tengah atau shaf depan, mengganggu beberapa orang ketika mereka berjalan melalui mereka. Sebaiknya, duduklah di tempat yang longgar.
Ketika imam menyampaikan pidatonya, setiap orang harus mendengarkan penuh perhatian, mencoba untuk mendapatkan manfaat maksimal dari khotbah. Tidak bicara saat khatib sedang berbicara, adalah juga adab yang bagus yang harus diterapkan juga di luar masjid. Belajarlah mendengar, jangan hanya didengar, itu intinya.
Inilah barangkali esensi dari hadis di atas: akan diampuni dosanya sampai Jumat berikutnya. Jika kita berusaha menjaga perilaku sesuai tuntunan Jumat pada hari-hari selain Jumat, bukankah akan lebih gampang bagi diri kita untuk jauh dari dosa, bukan?