REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi, sebagian orang mengalami penurunan dan bahkan kehilangan pemasukan. Tak sedikit dari mereka yang kemudian banting stir dan menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar bisa tetap bertahan.
Menjadi pelaku UMKM dadakan di masa pandemi tentu memiliki tantangan tersendiri. Agar usaha yang dirintis berjalan baik, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah cermat mencari peluang.
"Selalu ingat, di setiap kesulitan selalu ada peluang," jelas financial planner Kikau Talk Kaukabus Syarqiyah dalam webinar edukasi konsumen bersama Lazada dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).
Kaukabus menilai, saat ini ada beragam kemudahan yang juga bisa dimanfaatkan pelaku UMKM untuk menggerakkan usaha mereka. Kemajuan teknologi, contohnya, memungkinkan pelaku UMKM untuk bisa berjualan dan bertransaksi secara daring.
"Ada Lazada (untuk berjualan), ada DANA (untuk transaksi)," kata Kaukabus.
Arus kas juga menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan oleh orang-orang yang ingin beralih menjadi pelaku UMKM. Kaukabus mengatakan, dana darurat boleh digunakan sebagai modal membangun usaha.
Akan tetapi, pelaku UMKM perlu membuat proyeksi yang terperinci. Perhitungkan pula pola pengeluaran yang dibutuhkan di masa pandemi ini. Selain itu, pelaku UMKM juga disarankan untuk mulai membangun usaha sesuai kemampuan.
"Lakukan dulu yang kita bisa, jangan maksa mau berbisnis ratusan juta," jelas Kaukabus.
Pelaku UMKM juga bisa mengasah keterampilan dengan mengikuti pelatihan. Mengenai pelatihan, aplikasi dompet digital DANA memiliki program pelatihan dan pendampingan yang bisa diikuti secara virtual oleh pelaku UMKM.
Untuk bisa mengikuti pelatihan dan pendampingan ini, pelaku UMKM cukup mendaftar ke DANA Bisnis terlebih dahulu melalui aplikasi DANA. Opsi pendaftaran DANA Bisnis bisa ditemukan pada kolom profile.
Untuk mendaftar ke DANA Bisnis, pelaku UMKM perlu mempersiapkan beberapa persyaratan untuk verifikasi. Salah satunya adalah mengirimkan swafoto bersama toko atau produk yang didagangkan.
"(Verifikasi dilakukan agar) jangan sampai ada toko bodong. Kalau sudah terverifikasi, baru mendapatkan rangkaian pendampingan," ujar VP Corporate Communications DANA Indonesia Steve Saerang.
Steve mengatakan, program ini memiliki enam level pendampingan dan pelatihan. Untuk bisa naik level, pelaku UMKM perlu menyelesaikan modul yang telah disediakan dan mengikuti kuis.
Metode pelatihan yang ditawarkan mirip seperti layanan pembelajaran daring ternama Coursera. Setelah menyelesaikan enam level ini, pelaku UMKM tak hanya mendapatkan pengetahuan berharga untuk menjalankan usaha mereka, tetapi juga mendapatkan sertifikat.
Durasi pelatihan akan bergantung pada kemampuan tiap pelaku UMKM untuk menyelesaikan modul dan kuis yang tersedia di tiap level.
"Berapa lama program ini diselesaikan, yang menentukan teman-teman UMKM," jelas Steve.