REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, sempat vakum selama enam bulan lantaran pandemi Covid-19. Proyek PLTSa pertama di Indonesia tersebut bakal dikerjakan kembali mulai bulan ini.
Pembangunan PLTSa Putri Cempo mulai dikerjakan setelah peletakan batu pertama pada 23 Oktober 2019. Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku pengelola, Elan Syuherlan, mengatakan, dari April 2020 sejak pandemi Covid-19 mewabah, proyek dihentikan sampai bulan lalu.
"Mulai lagi insya Allah bulan ini. Kami lagi upayakan prosedurnya bisa terpenuhi karena kan Covid-19 masih ada. Kami juga tidak mau tim kami yang di lapangan kena juga, itu kan lebih repot lagi," kata Elan kepada wartawan, Rabu (7/10).
Elan menyatakan, pandemi Covid-19 menjadi pertimbangan utama proyek dihentikan selama enam bulan. Sebab, pada awal pandemi, SCMPP belum punya kesiapan dalam mengantisipasi Covid-19. Terlebih, jumlah pekerja mencapai lebih dari 100 orang.
"Sekarang kami sudah cukup banyak belajar prosedur, keselamatan kerja juga sudah disesuaikan, jadi mudah-mudahan bisa kami jalankan lagi," kata dia.
Menurutnya, saat terhenti pada awal pandemi, progres proyek mencapai tahap akan membangun konstruksi. Pembangunan konstruksi menunggu pendanaan dari bank yang turun pada Desember 2019. Baru berjalan tiga bulan setelah pendanaan turun, muncul pandemi Covid-19.
Dia mengakui berhentinya proyek selama enam bulan otomatis target penyelesaian proyek meleset. Semula, PT SCMPP selaku konsorsium perusahaan pengelola sampah TPA dan operator PLTSa menargetkan pada Desember 2021 PLTSa Putri Cempo sudah beroperasi.
Meski demikian, Elan belum bisa memastikan perkiraan waktu selesainya proyek PLTSa Putri Cempo. Hal itu akan tergantung kondisi di lapangan setelah proyek dikerjakan kembali. Dia juga memastikan sebelum proyek dihentikan, timnya tidak menemukan kendala selain pandemi Covid-19.
"Ya kami upayakan mundurnya enggak enam bulan, tapi kan kami enggak tahu nanti seperti apa ke depan. Kami berusaha semaksimal mungkin supaya mundurnya tidak terlalu lama," ucapnya.