REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pemerintah Provinsi Aceh terus mengampanyekan pencegahan pandemi Covid-19 dengan upaya kedisiplinan menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M), mengingat masih tingginya penularan virus antar individu.
"Penularan Covid-19 umumnya terjadi antarindividu secara langsung. Penularan antar personal masih terjadi di Aceh," kata Juru Bicara Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani, di Banda Aceh, Ahad.
Jubir yang akrab disapa SAG itu menjelaskan, selain penularan langsung antar personal dari percikan ludah (droplet) atau aerosol, bisa juga melalui benda-benda yang tercemar atau infeksius dengan percikan orang pembawa virus. Oleh sebab itu, setiap orang wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan dalam menghindari transmisi percikan maupun aerosol antar personal.
"Penggunaan masker bagi orang yang sudah terinfeksi untuk melindungi yang sehat dari percikan atau aerosol itu," kata SAG.
Menurut dia, tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak warga tidak disiplin memakai masker atau menggunakan masker, namun pemakaiannya tidak benar, sehingga percikannya bisa mencemari benda-benda di sekitarnya. Bila benda infeksius disentuh seseorang, transmisi virus coronabisa terjadi. Karena itu wajib mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir sesering mungkin.
"Upaya-upaya individu menjaga jarak, menghindari kerumunan, memakai masker, dan mencuci tangan memakai sabun, lebih efektif menekan angka penularan Covid-19," katanya lagi.
Selain itu, Satgas Covid-19 Aceh juga terus memfasilitasi dan memotivasi Satgas di kabupaten/kota untuk meningkatkan 3T yakni penelusuran kontak erat (tracing), melakukan usapan (swab) untuk pemeriksaan RT-PCR (testing), dan merawat yang terinfeksi (treatment). Selanjutnya, masyarakat baik secara individual maupun komunitas terus berupaya menjaga jarak termasuk menghindari kerumunan, memakai masker, dan mencuci tangan, atau dikenal sebutan 3M.
"Kombinasi gerakan 3T dan 3M itu merupakan bagian dari strategi penanggulangan Covid-19 yakni, menghentikan penularan dan pelayanan kesehatan yang optimal akan meminimalkan dampak pandemi," ujarnya.
Secara kumulatif, kasus warga terinfeksi Covid-19 di Aceh telah mencapai 5.642 orang. Diantaranya 2.063 orang masih dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri, 3.370 orang telah sembuh, dan 209 orang meninggal dunia.