REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan, kementerian mendukung penuh pengembangan ekspor kopi ke dunia. Khususnya, kopi yang berasal dari Jawa Barat.
Hal itu disampaikannya saat mewakili Menteri Perdagangan melepas ekspor 16,65 ton kopi arabika Java Preanger Jabarano senilai oleh Rp 1,34 miliar oleh CV Frinsa Agrolestari ke Australia di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat lalu (9/10). “Momentum pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini sekaligus merupakan wujud konkret pemerintah bersama pelaku bisnis terus berupaya menjaga keseimbangan neraca perdagangan," ujar Kasan.
Diharapkan, kata dia, pelaku bisnis semakin berinovasi dan memanfaatkan peluang pasar, baik di dalam maupun di luar negeri. Kasan menambahkan, Kemendag pun sangat mengapresiasi CV Frinsa Agrolestari yang mendukung dan mengangkat kesejahteraan petani kopi mitra di Jawa Barat secara berkelanjutan.
Selain ke pasar Australia, pada 2020 CV Frinsa Agrolestari juga mendapatkan kontrak ekspor sebanyak 5 kontainer ke Amerika Serikat, 2 kontainer ke Belgia, dan 1 kontainer ke Rusia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan kopi Indonesia pada periode Januari sampai Juli 2020, baik biji kopi (coffee beans) maupun olahan mengalami surplus sebesar 670,03 juta dolar AS. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar ke-7 kopi dunia dengan pangsa ekspor sebesar 4,05 persen pada 2019 setelah Brasil (14,02 persen), Jerman (8,74 persen), Vietnam (7,80 persen), Swiss (7,33 persen), Kolumbia (7,13 persen), dan Italia (4,88 persen). Adapun Jawa Barat memiliki potensi dan peluang peningkatan ekspor kopi.
Ekspor kopi Jawa Barat periode Januari sampai Juli 2020 tercatat sebesar 3,26 juta dolar AS atau meningkat 35,20 persen dibanding periode sama 2019 yang tercatat sebesar 2,41 juta dolar AS. Saat ini, Jawa Barat menduduki peringkat ke-8 sebagai provinsi yang memiliki ekspor kopi utama Indonesia dengan pangsa ekspor sebesar 0,44 persen, setelah Provinsi Banten (32,08 persen), Lampung (22,98 persen), Sumatera Utara (22 persen), Jawa Timur (13,01 persen), dan Aceh (7,12 persen).
Pada kesempatan serupa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan kopi indonesia, khususnya jenis arabika dari Jawa Barat sangat diminati di pasar internasional karena memiliki cita rasa yang khas. Hal ini menjadi nilai lebih bagi citra kopi kita di pasar internasional sehingga harus kita jaga dan promosikan lebih intensif.
"Ekspor kopi ke Australia sebanyak 16,65 kg senilai Rp 1,34 miliar ini dapat kita jadikan stimulus kebangkitan pelaku usaha Jawa Barat guna memulihkan ekonomi masyarakat," ujar dia.