REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kantor Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang terpaksa menutup layanan tatap muka. Kebijakan ini berlaku setelah satu pegawainya dilaporkan meninggal dengan indikasi terpapar Covid-19.
"Yang meninggal dunia, (kita) tracing, (tapi) karena dia beberapa hari enggak ngantor sehingga rupanya kemarin setelah di-swab tidak ada (kontak erat). Kemarin sempat saya suruh dikosongkan dulu (kantor dinas)," kata Wali Kota Malang, Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Selasa (13/10).
Berdasarkan laporan medis, kata Sutiaji, pegawai telah mempunyai penyakit penyerta sejak lama. Kemudian meminta izin tidak pergi ke kantor lantaran sakit.
Saat ini, Sutiaji mengaku belum menerima hasil tes usap (Swab Test) Covid-19 dari pegawai yang meninggal. Meski belum diketahui hasilnya, Sutiaji lebih memilih menutup layanan tatap muka di kantor dinas. Langkah ini dilakukan untuk mensterilisasi kantor dengan semprotan disinfektan.
Selain itu, Pemkot Malang juga telah melakukan uji cepat (Rapid Test) terhadap seluruh pegawai Dinsos-P3AP2KB. "Hasilnya nonreaktif, semua pegawai. Ini (rapid test dilakukan karena) khawatir saja," ucap pria berkacamata tersebut.
Sekretaris Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Pipih Triastuti, memastikan, layanan dinasnya tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, layanan tersebut kini dilakukan secara daring melalui media sosial WhatsApp. "Tetap kita proses, kita buat," ungkapnya.
Total kasus positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 1.878 orang, Senin (12/10). Dari jumlah tersebut, 184 orang meninggal dan 1.638 orang telah sembuh. Sementara 56 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi mandiri.