Selasa 13 Oct 2020 19:53 WIB

Data Selasa, Positif Covid-19 Depok Bertambah 115 Orang

Total keseluruhan terkonfirmasi positif Covid-19 di Depok yakni 5.717 orang

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Alat PCR. Ilustrasi
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Alat PCR. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPPC) Kota Depok pada Selasa (13/10), pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 115 orang. Total keseluruhan terkonfirmasi positif Covid-19 yakni 5.717 orang.

Adapun korban positif yang meninggal dunia bertambah dua orang. Sementara total korban meninggal dunia menjadi 164 orang.

Sedangkan untuk pasien sembuh bertambah 119 orang. Total pasien positif yang sembuh menjadi 4.044 orang.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, penanganan virus Corona (Covid-19) tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Namun, juga perlu partisipasi dari seluruh elemen, termasuk tokoh agama dan masyarakat.

Untuk itu, tokoh agama dan masyarakat di Kota Depok agar turut membantu mensosialisasikan protokol kesehatan kepada warga.

"Semua itu guna meningkatkan kesadaran terkait pencegahan Covid-19. Jadi, dimohon kepada tokoh masyarakat dan agama, agar setiap pagi, siang, sore dan malam berkenan mengirim pesan kepada umatnya untuk menaati protokol kesehatan," ujar Ridwan saat mengadakan rapat koordinasi bersama tokoh agama dan masyarakat Kota Depok melalui aplikasi Zoom, Selasa (13/10).

Dia menambahkan, kedua unsur tokoh agama dan masyarakat nantinya juga diminta untuk mengawasi lingkungan setempat. Apabila menemukan ada warga yang reaktif tanpa gejala, agar mengajak mereka untuk diisolasi di rumah sakit.

"Hal ini dilakukan agar tidak memunculan klaster keluarga. Kepada tokoh agama dan masyarakat dapat turun mengajak mereka secara persuasif untuk mau diisolasi di rumah sakit," terang gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement