Sabtu 17 Oct 2020 14:22 WIB

Mlati Inisiasi Festival UMKM Atasi Dampak Pandemi

Perlu energi dan daya tahan tinggi untuk menjaga produktivitas pelaku UMKM.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang pelaku UMKM di sebuah pameran (ilustrasi). Kapanewon Mlati menggelar Gebyar UMKM Gumregah di Embung Senja 16-18 Oktober 2020.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Seorang pelaku UMKM di sebuah pameran (ilustrasi). Kapanewon Mlati menggelar Gebyar UMKM Gumregah di Embung Senja 16-18 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapanewon Mlati menggelar Gebyar UMKM Gumregah di Embung Senja 16-18 Oktober 2020. Dibuka Bupati Sleman, festival UMKM ini menampilkan 48 stan yang diisi 83 pelaku UMKM dari Forum UMKM Kapanewon Mlati.

Panewu Mlati, Yakti Yudanto mengatakan, kegiatan ini dilatar belakangi pandemi Covid-19. Pandemi berpengaruh pada kelangsungan UMKM tidak hanya di Kabupaten Sleman, tapi sudah terasa di Kapanewon Mlati, DIY.

Baca Juga

Yakti mengakui, perlu energi dan daya tahan tinggi untuk menjaga produktivitas pelaku UMKM. "Gebyar UMKM Mlati ini bisa dijadikan media informasi kalau UMKM Mlati masih ada dan terus bergerak dalam setiap kesempatan yang ada," kata Yakti, kemarin.

Yakti menuturkan, UMKM yang berpartisipasi dalam acara ini terdiri dari produk kerajinan, pakaian, dan kuliner. Ia berharap, kegiatan yang menjadi momentum penting kebangkitan UMKM Mlati ini memotivasi UMKM lain di Kabupaten Sleman.

Bupati Sleman, Sri Purnomo, memberikan apresiasi atas terselenggaranya Gebyar UMKM Mlati Gumregah. Ia merasa, UMKM selama ini memiliki peran yang strategis memerangi kemiskinan, berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi.

Selain itu, ia menekankan, UMKM miliki kontribusi yang penting dalam mengatasi masalah pengangguran. Karenanya, Sri berharap, UMKM memberi kontribusi positif terhadap industri ekonomi kreatif di Kabupaten Sleman.

"Saya berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya pelaku UMKM mengembangkan bisnis yang berdaya dan bernilai ekonomi tinggi," ujar Sri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement