Demonstran pro demokrasi disemprot air dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro bentrok dengan aparat dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro demokrasi disemprot air dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro demokrasi disemprot air dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro demokrasi disemprot air dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro bentrok dengan aparat dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
Demonstran pro menujukkan simbol perlawasan dalam unjukrasa di Bangkok, Thailand, Jumat (16/10). (FOTO : REUTERS/Jorge Silva)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi Thailand menyiram pengunjuk rasa pro-demokrasi di Bangkok dengan water canon atau meriam air. Aksi Jumat (16/10) malam ini menjadi eskalasi kekerasan dalam gelombang demonstrasi yang terjadi selama tiga bulan terakhir.
Para pengunjuk rasa yang mengabaikan larangan perkumpul untuk kedua kalinya dipukul mundur dengan tongkat dan perisai anti huru-hara. Seperti unjuk rasa Hong Kong, para demonstran di Thailand juga menggunakan payung untuk melawan semburan air.
Unjuk rasa yang dipimpin anak-anak muda ini menjadi tantangan politik terbesar pemerintahan yang didominasi oleh militer dan loyalis Raja Maha Vajiralongkorn.
"Pemerintahan diktator menggunakan kekerasan untuk membubarkan pergerakan rakyat," kata salah satu pemimpin unjuk rasa Tattep Ruangprapaikitseree.
sumber : Reuters. Republika
Advertisement