Selasa 20 Oct 2020 18:19 WIB

Kala Rasulullah Jelaskan Makna Islam dan Iman kepada Jibril

Rasulullah SAW menjelaskan makna Islam dan iman kepada malaikat Jibril.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menjelaskan makna Islam dan iman kepada malaikat Jibril. Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: republika
Rasulullah SAW menjelaskan makna Islam dan iman kepada malaikat Jibril. Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW menjelaskan tentang hakikat Islam dan iman kepada umatnya. Penjelasan ini dilakukan di hadapan sahabat saat beliau didatangi malaikat Jibril. 

عن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى قال : بينما نحن جلوس عند رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد بياض الثياب شديد سواد الشعر لا يرى عليه أثر السفر ولا يعرفه منا أحد حتى جلس إلى النبي صلى الله عليه وآله وسلم فأسند ركبتيه إلى ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه وقال : يا محمد أخبرني عن الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا قال : صدقت فعجبنا له يسأله ويصدقه قال : فأخبرني عن الإيمان قال أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وتؤمن بالقدر خيره وشره قال : صدقت قال : فأخبرني عن الإحسان قال أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك ... ثم انطلق فلبثت مليا ثم قال يا عمر أتدري من السائل ؟ قلت : الله ورسوله أعلم قال فإنه جبريل أتاكم يعلمكم دينكم  

Baca Juga

Saat bersama Umat bin Khattab dan para sahabat lainnya, tiba-tiba Rasulullah SAW didatangi seorang laki-laki dengan pakaian yang sangat putih dan wajahnya tidak menampakkan jejak-jejak perjalanan.

Dikutip dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, tidak seorang sahabat pun yang mengenalinya. Laki-laki itu kemudian duduk di hadapan Rasulullah dan lalu berkata, “Hai Muhammad,  terangkanlah kepadaku tentang Islam.”

Rasulullah SAW menjawab, “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, serta mengerjakan haji ke Baitullah bila engkau mampu.”

Laki-laki itu berkomentar, “Engkau benar, wahai Muhammad!”

Para sahabat pun merasa heran dengan laki-laki tersebut. Karena, ia bertanya kepada Rasulullah tapi ia justru membenarkannya. Kemudian, laki-laki itu bertanya lagi kepada Rasulullah SAW, “Terangkanlah kepadaku tentang iman!”

Rasulullah SAW menjawab, “ Iman adalah engkau beriman (percaya) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.”

“Engkau benar, wahai Muhammad,” komentar laki-laki itu. Lalu ia bertanya lagi, “Terangkanlah kepadaku tentang ihsan!”

Rasulullah SAW menjawab, “ Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lagi-lagi laki-laki itu membenarkan jawab Rasulullah SAW, “Engkau benar, wahai Muhammad!”.

Begitulah penjelasan Rasulullah SAW tentang Islam, iman, dan ihsan kepada laki-laki tersebut, yang ternyata adalah malaikat Jibril. Malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu tersebut sedang menyamar untuk mengajarkan agama kepada manusia.    

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement