REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Ilmu Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Agus Haryono, mengatakan daerah-daerah di Indonesia memiliki potensi lokal yang baik. Hanya saja, daerah biasanya memiliki akses yang terbatas pada informasi dan teknologi sehingga pengembangan potensi lokal menjadi kurang dikembangkan.
Salah satu cara menyentuh teknologi ke daerah-daerah adalah dengan menggandeng lembaga yang bertanggung jawab dalam memajukan rakyat.
"Banyak daerah membutuhkan sentuhan-sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan. Peran pejabat daerah sangat strategis dalam meningkatkan kapasitas IPTEK di wilayahnya," ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (20/10).
Sementara itu, Kepala Desa Ciherang, Cianjur, Asep Aryadi, mengungkapkan mayoritas penduduk desanya adalah petani kecil. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan pertanian akan sangat berguna bagi penduduk.
Menanggapi masalah ini, LIPI sebagai lembaga penelitian pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan solusi terhadap masalah aktual dan strategis yang dihadapi oleh masyarakat. Untuk itu LIPI turut mendiseminasikan hasil penelitian berupa pupuk organik cair hayati di desa tersebut.
Diseminasi tersebut juga membagi ilmu tentang mengelola sistem tanah dengan baik agar tanaman berproduksi dengan optimal. Menurut Teknisi Pusat Penelitian Biologi LIP Entis Sutisna, tanah harus terus ditambahkan bahan organik sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme serta untuk meningkatkan kesehatan dan struktur tanah.
Entis mengajarkan langkah-langkah pembuatan pupuk organik cair hayati yang dikembangkan LIPI yang dibuat dengan bahan-bahan alam yang ada di sekitar. Selain itu, LIPI juga memberikan teknologi mikroba starter atau pemicu untuk dapat dimanfaatkan penduduk dalam membuat pupuk cair hayati dalam jumlah yang lebih banyak.