Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Sejumlah besar pasokan total Bitcoin (BTC) tidak berpindah selama lebih dari 10 tahun, menurut data dari penyedia data analisis cryptocurrency, Glassnode.
Selama jangka waktu satu dekade ini, 1,8 juta Bitcoin (dari 18,5 juta pasokan saat ini) telah dikunci di alamat Bitcoin yang tidak aktif. Nilai kumulatifnya berjumlah lebih dari US$23 miliar (Rp338 triliun) pada saat publikasi, menurut data dari Coin360 dikutip dari Cointelegraph, Kamis (22/10/2020).
Sebagian besar koin ini mungkin milik pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto, yang menghilang dari komunitas pada 2011. Nakamoto mungkin memiliki lebih dari 1 juta aset yang belum tersentuh ini, yang konon akan hilang selamanya.
Baca Juga: Politikus Jerman: Mata Uang Digital Mengancam Sistem Finansial
Meskipun sejumlah besar mengalami stagnasi, beberapa Bitcoin yang sebelumnya tidak diedarkan mulai bergerak untuk pertama kalinya pada Mei. Satu dompet berisi koin dari Februari 2009 tiba-tiba mengirimkan 50 BTC ke dua alamat berbeda tanpa peringatan atau penjelasan.
Orang-orang di komunitas blockchain kemudian menyarankan tiga skenario utama: koin ini mungkin milik keluarga kriptografer almarhum Hal Finney, pengembang awal Martti Malmi atau mungkin Satoshi Nakamoto sendiri. Spekulasi ini sebagian besar dibantah oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kecuali Nakamoto, yang masih sulit dipahami.