Jumat 23 Oct 2020 16:06 WIB

Pertumbuhan Huawei Tertekan Akibat Pandemi dan Larangan AS

Huawei meraup 671,3 miliar yuan pada Januari-September, hanya naik 9,9 persen.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Huawei (Ilustrasi).
Foto: EPA
Huawei (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pertumbuhan pendapatan Huawei melambat secara signifikan dalam sembilan bulan pertama tahun 2020. Raksasa telekomunikasi China tersebut pada Jumat (23/10) menyebutkan hal ini disebabkan oleh tekanan kuat selama pandemi serta pelarangan AS terhadap perangkat perusahaan.

Huawei, pemasok global terkemuka untuk peralatan jaringan telekomunikasi dan produsen ponsel pintar terkemuka, mengatakan pendapatannya meraup 671,3 miliar yuan pada Januari-September, naik 9,9 persen tahun ke tahun (yoy). Angka ini turun dari pertumbuhan 24,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara marjin laba turun menjadi 8,0 persen dari 8,7 persen tahun lalu.

Washington memandang Huawei, yang didirikan pada 1987 oleh mantan insinyur Tentara Pembebasan Rakyat Ren Zhengfei, sebagai ancaman spionase China. AS telah melobi sekutunya untuk menghindari peralatan Huawei saat mencoba memblokir aksesnya ke pasokan semikonduktor global.

"Saat dunia bergulat dengan Covid-19, rantai pasokan global Huawei berada di bawah tekanan yang intens dan produksi serta operasinya mengalami peningkatan kesulitan," kata perusahaan itu dilansir Asia Times, Jumat (23/10).

Pengumuman singkat itu tidak merujuk langsung pada tekanan AS, juga tidak mencakup gangguan kinerja untuk berbagai segmennya, seperti penjualan ponsel pintar. Huawei yang dimiliki secara pribadi memberikan detail seperti itu hanya untuk pendapatan setengah tahun dan setahun penuh.

Berita buruk telah meningkat untuk Huawei, yang menurut AS dikendalikan oleh Beijing. Washington khawatir peralatan Huawei memiliki kelemahan keamanan yang dapat digunakan China untuk memata-matai. Namun perusahaan dan pemerintah China menolak klaim tersebut, dengan mengatakan AS tidak pernah memberikan bukti apa pun.

Washington pada dasarnya melarang Huawei masuk ke pasar AS yang menguntungkan dan menekan sekutu untuk melakukan hal yang sama. Inggris pada bulan Juli melarang penyedia seluler untuk menggunakan peralatan Huawei di jaringan 5G baru mereka, memberi perusahaan Inggris waktu hingga 2027 untuk menyingkirkan perangkat keras yang ada.

Prancis juga telah memberlakukan pembatasan berat pada penggunaan peralatan Huawei dan Swedia minggu ini melarang perusahaan tersebut dan saingan China ZTE dari jaringan 5G-nya sendiri karena alasan keamanan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement