Sabtu 24 Oct 2020 17:00 WIB

Covid-19 Klaster Pesantren Garut Bertambah 110 Kasus

Angka kasus Covid-19 dalam klaster pondok pesantren di Kabupaten Garut melonjak

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Kasus Covid-19 dalam klaster pondok pesantren di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bertambah hingga 110 kasus. Data ini diperoleh dari Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 setempat.

Bupati Garut Rudy Gunawan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan yang keluar Jumat (23/10) malam. Laporan menunjukkan penambahan 110 pasien positif Covid-19 dalam klaster pondok pesantren.

Baca Juga

"Telah terjadi outbreak luar biasa. Dari 720 sampel (yang diperiksa) ada 110 orang (positif Covid-19) yang berasal dari klaster pesantren," kata Rudy sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah kabupaten di Garut, Sabtu.

Bupati menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah yang terlibat dalam penanganan Covid-19 bergerak cepat untuk menekan penularan virus corona di lingkungan pondok pesantren. "Saya instruksikan para camat, kades, lurah, selaku anggota untuk melakukan pemantauan ke pondok pesantren dan melakukan upaya preventif bila ada warga yang punya gejala klinis," katanya.

Dia juga meminta warga, termasuk pengurus dan penghuni pondok pesantren, yang mengalami gejala gangguan pernafasan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Fasilitas pelayanan kesehatan di Garut siaga 24 jam untuk memeriksa dan merawat pasien yang mengalami gejala maupun positif tertular Covid-19. "RSUD dr Slamet siap 24 jam, Rumah Sakit Medina juga siap siaga untuk isolasi dan mengobati, puskesmas juga semua siap," kata Rudy.

Menurut data pemerintah kabupaten, jumlah akumulatif pasien Covid-19 di Garut sebanyak 575 orang. Rinciannya sebanyak 80 orang menjalani isolasi mandiri, 187 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 293 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 15 orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement