Senin 26 Oct 2020 01:02 WIB

Merapi 433 Kali Gempa Hybrid dalam Satu Pekan Terakhir

Aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan tingkat aktivitas waspada

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Dam Sabo Kali Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Dam Sabo Kali Gendol, Bronggang, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi masih berstatus waspada dengan aktivitas vulkanik masih cukup tinggi. Pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, kegempaan pekan ini lebih tinggi dari pekan sebelumnya.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, aktivitas kegempaan pekan ini yang tercatat ada 167 kali gempa hembusan, 63 gempa vulkanik dangkal (VTB), 433 gempa fase banyak, 23 gempa low frekuensi, 170 gempa guguran dan 16 gempa tektonik.

"Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu," kata Hanik, Jumat (23/10).

Dia menuturkan, secara visual cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari dan malam hari, sedangkan pada siang hari sampai sore hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis, hingga tebal terjadi dengan tekanan lemah.

Tinggi asap maksimum 500 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada 21 Oktober pukul 06.14. Analisa morfologi area kawah tenggara 22 Oktober terhadap 11 Oktober tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

Volume kubah lava diperkirakan masih sama seperti perhitungan sebelumnya pada 26 Juli 2020 sebesar 200 ribu meter kubik. Tidak teramati adanya material magma baru. Deformasi menunjukkan adanya laju pemendekan jarak dua centimeter per hari.

"Hujan di Pos PGM dengan intensitas curah hujan tertinggi 23 milimeter per jam selama 45 menit di Pos PGM Kaliurang 16 Oktober 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar atau penambahan aliran di sungai-sungai berhulu di Gunung Merapi," ujar Hanik.

Berdasarkan pengamatan visual dan insrumental BPPTKG, disimpulkan kubah lava saat ini masih dalam kondisi stabil. Namun, Hanik menekankan, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada.

Potensi bahaya saat ini berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif. Karenanya, radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi diminta dikosongkan dari aktivitas pendidik dan pendakian.

Hanik mengimbau, masyarakat di sekitar alur Kali Gendol agar selalu meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, guguran alva dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu, sehingga masyarakat diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," kata Hanik. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement