REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lewis Hamilton mengatakan ia bakal butuh waktu lama untuk sepenuhnya menyadari realita telah memecahkan rekor jumlah kemenangan terbanyak sepanjang masa di Formula 1 (F1), Ahad (25/10). Pembalap Britania itu menjadi pembalap tersukses di F1 setelah meraih kemenangan ke-92 dalam kariernya ketika menjuarai Grand Prix Portugal untuk melampaui capaian pembalap legendaris Michael Schumacher.
Kemenangan itu juga memperlebar jarak Hamilton di pucuk klasemen menjadi 77 poin dari rekan satu timnya, Valtteri Bottas, yang finis runner-up hari itu. Dengan lima balapan tersisa di musim yang terdampak pandemi ini, Hamilton dalam jangkauan untuk menyamai tujuh gelar juara dunia Schumacher serta mengejar rekor pole position ke-100.
"Saya hanya bisa bermimpi tentang di mana saya sekarang," kata Hamilton setelah mendapat pelukan dari sang ayah, Anthony, yang menjadi manajer pada awal kariernya. "Saya tidak memiliki bola ajaib ketika saya memilih datang ke sini (Mercedes). Semua yang kami coba lakukan adalah menggunakan setiap hari sebaik-baiknya. Kami semua berjalan ke arah yang sama. Saya mendapati ayah saya datang ke sini, yang luar biasa, dan ibu angkat saya, Linda, dan Roscoe (anjing peliharaan). Jadi ini hari yang sangat spesial."
Lewat radio Hamilton mengungkapkan, "Adalah suatu kehormatan bekerja dengan kalian," dan race engineer andalannya, Peter 'Bono' Bonnington, membalas, "Demikian juga di sini, suatu kehormatan."
Setelah lomba, Hamilton menambahkan, ia sangat berutang kepada orang-orang ini atas kerja tim yang secara terus menerus berinovasi dan menembus batas yang bahkan lebih tinggi setiap tahun. "Suatu kehormatan bekerja dengan mereka. Ini sangat luar biasa."
Sebelum meraih kemenangan di Portugal, Hamilton sempat mengeluhkan keram pada betis kanannya. "Menekan kaki saya ketika melaju di lintasan lurus, itu sangat menyakitkan. Saya bisa merasakannya tertarik, tapi saya harus mengatasinya."
Dalam usia 35 tahun, Hamilton belum menunjukkan tanda-tanda melambat seperti ketika dia finis di Portugal dengan keunggulan satu putaran dari hampir semua pembalap hari itu kecuali tiga yang ada di belakangnya. "Saya 35 tahun, saya merasa masih kuat secara fisik tapi tentunya Anda bertanya-tanya kapan itu akan berakhir, kapan akan kehilangan kinerjanya? Tetapi seperti yang ditunjukkan hari ini, itu belum," tegasnya.
Max Verstappen, pembalap berusia 23 tahun dari tim Red Bull yang finis ketiga hari itu dan dipandang sebagai juara masa depan memuji capaian sang rival.
"Lewis mengatakan dia terus menekan karena dia ingin memasang standar yang tinggi karena saya harus bekerja keras untuk mencapaianya," kata Verstappen yang sejauh ini telah mengantongi sembilan kemenangan.
Verstappen pun memuji capaian yang luar biasa dari Hamilton dengan 92 kemenangan. "Saya kira itu tidak akan berhenti di sana. Saya kira itu akan melebihi 100, jadi dia mendorong saya untuk terus membalap hingga saya berusia 40 tahun. Itu adalah motivasi yang baik," kata pembalap Belanda itu.