Senin 26 Oct 2020 11:53 WIB

Delapan Kawasan Agribisnis di Kulon Progo Dikembangkan

Inovasi pertanian harus digalakkan agar jadi daya ungkit perekonomian petani.

Petani memetik teh di Perkebunan Teh Nglinggo, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (16/9). Selain penghasil teh, kawasan perkebunan teh Nglinggo menjadi destinasi wisata. Setiap akhir pekan wisatawan memadati perkebunan teh satu-satunya di Yogyakarta. Teh Gambung menjadi andalan di sini, banyak digemari wisatawan mancanegara. Terkadang ada juga wisatawan atau akademisi yang melakukan penelitian di sini.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petani memetik teh di Perkebunan Teh Nglinggo, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (16/9). Selain penghasil teh, kawasan perkebunan teh Nglinggo menjadi destinasi wisata. Setiap akhir pekan wisatawan memadati perkebunan teh satu-satunya di Yogyakarta. Teh Gambung menjadi andalan di sini, banyak digemari wisatawan mancanegara. Terkadang ada juga wisatawan atau akademisi yang melakukan penelitian di sini.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan delapan kawasan agribisnis pertanian. Pengembangan ini dalam rangka meningkatkan nilai tukar petani dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan, delapan kawasan agri bisnispertanian, yakni kawasan pesisir sebagai sentra tanaman cabai dan tanaman hortikultura (sayuran, melon, dan semangka) dan Bulak Srikayangan (Desa/Kalurahan Srikayangan, Demangrejo, Sukoreno, dan Tuksono) sebagai sentra bawang merah. Selain itu, kawasan Tawangsari sebagai sentra tanaman kelengkeng, sentra kopi, sentra kakao, sentra kebun teh yang ada di kawasan Bukit Menoreh (Kecamatan/Kapanewon Kalibawang, Girimulyo, dan Samigaluh), dan kawasan sentra durian ada di Kapenewon Kalibawang.

Kemudian, sentra peternakan kambing peranakan etawa ada di Girimulyo dan Samigaluh. Di sana bisa dikembangkan sebagai agro edu wisata peternakan.

"Saat ini, delapan sentra tersebut mampu membangkitkan pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat dan meningkatkan nilai tukar petani," kata Aris Nugraha.

Ia mengatakan pengembangan kawasan agri bisnis yang sedang dilaksanakan oleh Dinas Pertinian dan Pangan di Kulon Progo meliputi tanaman hortikultura, perkebunan, peternakan dan tanaman pangan. Kawasan tersebut merupakan sentra produksi produk pertanian yang disesuaikan dengan potensi lokal.

Pengembangan kawasan harus memenuhi tiga unsur, yakni produktivitas, kontinyuitas dan kualitas terpenuhi. "Hal ini hanya tercapai bisa diwujudkan dalam bentuk kawasan," kata Aris.

Aris mengharapkan dengan pengembangan kawasan pertanian ini, dari usaha produktif On Farm (budidaya) dan Off Farm (pasca panen) dapat dilaksanakan dalam satu kawasan, sehingga mampu mendongkrak ekonomi masyarakat.

"Hal ini bisa dilihat, sektor pertanian tidak terkena dampak pandemi Covid-19. Pertanian bisa menjadi sektor yang paling bisa beradaptasi dengan cepat, sehingga pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian selalu positif," katanya.

Ketua DPRD Kulon Progo mengatakan pada era saat ini, inovasi sektor pertanian harus digalakkan supaya mampu menjadi daya ungkit perekonomian petani. Selain itu, perlu ada modernisasi alat pertanian supaya tidak ditinggalkan oleh generasi saat ini.

"Sektor pertanian ini masih dipandang sebelah mata, sehingga harus ada modernisasi dan inovasi sektor pertanian. Selain itu, perlu ditumbuhkan petani milenial yang mampu mengangkat pertanian menjadi sebuah lapangan pekerjaan yang menjanjikan secara ekonomi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement