REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja investasi pada kuartal III 2020 diprediksi masih tertekan cukup dalam. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan prediksinya, investasi sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi, masih terkontraksi hingga minus 6 persen sepanjang Juli-September.
Kontraksi kinerja investasi kuartal III tersebut masih lebih dalam ketimbang target yang sempat diberikan Jokowi kepada Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Dalam rapat terbatas level menteri yang digelar pada akhir Agustus lalu, presiden meminta agar kinerja investasi dijaga tak tembus minus 5 persen di kuartal III.
"Sehingga saya sebetulnya sudah wanti-wanti kepada Kepala BKPM (Bahlil Lahadalia) dan Menko Maritim dan Investasi (Luhut Binsar Pandjaitan) agar paling tidak di kuartal III bisa minus di bawah 5, tapi ternyata belum bisa," ujar Jokowi.
Meski masih terkontraksi dalam, sebenarnya kinerja investasi kuartal III masih lebih baik ketimbang capaian kuartal II, yang dilaporkan sebesar minus 8,61 persen. Presiden pun meminta jajarannya, khususnya BPKM dan Kementerian Marinves agar bisa menggenjot investasi di kuartal IV 2020 dan berlanjut di kuartal I 2021 mendatang.
Selain itu, untuk memperbaiki kinerja ekonomi nasional, Jokowi juga meminta seluruh kementerian/lembaga mempercepat realisasi belanja di akhir tahun. Ia menjelaskan, kuartal IV adalah kesempatan terakhir untuk memperbaiki kinerja pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2020. Bahkan, Jokowi menargetkan kuartal seluruh roda penggerak ekonomi nasional bisa melaju kencang dan menorehkan hasil positif.
"Sehingga belanja, spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semuanya," kata Jokowi.
Dalam rapat terbatas Agustus lalu, Presiden Jokowi meminta dua pejabat, yakni Luhut dan Bahlil, agar bisa memperbaiki iklim investasi nasional. Saat itu, presiden meminta agar capaian kinerja investasi bisa dipulihkan, dari sebelumnya minus 8,61 persen pada kuartal II.
"Usahakan betul-betul bisa. Kalau tidak bisa plus, ya jangan sampai di atas 5 persen minusnya. Kuncinya di situ," ujar Jokowi.
Saat itu, presiden juga menyampaikan bahwa Bahlil selaku Kepala BKPM telah menyanggupi realisasi investasi sebesar Rp 213 triliun.