Selasa 03 Nov 2020 16:30 WIB

Macron Bilang ke Abbas tak Bermaksud Hina Islam

Macron tegaskan dukungan Prancis ke solusi dua negara di konflik Palestina-Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: AP/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (2/11). Pada kesempatan itu, Macron menegaskan dukungan Prancis terhadap solusi dua negara untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.

"Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kepada Presiden Mahmoud Abbas dukungan pantang menyerah Prancis untuk perdamaian di Timur Tengah berdasarkan solusi dua negara sesuai hukum internasional dan kesiapan Prancis melanjutkan upayanya untuk mencapai tujuan ini," kata kantor berita Palestina WAFA dalam laporannya.

Baca Juga

Abbas kembali menyerukan tentang pentingnya mengadakan konferensi perdamaian internasional. Dia mengaku siap berpartisipasi dalam perundingan berdasarkan resolusi PBB di bawah naungan Kuartet Internasional, yakni Amerika Serikat (AS), Rusia, PBB, dan Uni Eropa.

Selain itu dia menekankan kepada Macron tentang perlunya setiap individu menghormati agama beserta simbolnya, termasuk Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya. Pada saat bersamaan, Abbas menolak ekstremisme dan terorisme dalam bentuk apa pun.

"Macron, di sisi lain, mengungkapkan rasa hormatnya terhadap Islam dan dunia Islam, menekankan bahwa dia tidak bermaksud untuk menyinggung Islam dan Muslim dan bahwa dia membedakan antara terorisme dan ekstremisme, di satu sisi, dan Islam dan dunia Islam, di sisi lain," tulis WAFA dalam laporannya.

Macron tengah menjadi sorotan dunia karena pernyataannya yang dianggap menggaungkan sentimen anti-Islam. Pernyataan tersebut dia ungkapkan saat menghadiri acara penghormatan terhadap Samuel Paty. Paty adalah guru yang dipenggal oleh muridnya setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW saat mengajar kelas kebebasan berbicara.

Macron memandang pembunuhan Paty sebagai serangan teroris Islam. Tak hanya itu, Macron turut menyebut Islam sebagai agama yang tengah dilanda krisis. Dia pun menegaskan akan membela penerbitan karikatur Nabi Muhammad sebagai wujud kebebasan berbicara dan berekspresi.

Pernyataan Macron dikecam oleh negara-negara Arab, termasuk Indonesia. Seruan untuk memboikot produk-produk Prancis kemudian menggelora di negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement