Rabu 04 Nov 2020 16:24 WIB

Ilmuwan Sebut Pencairan Es Greenland Ubah Garis Pantai

Penyusutan es di Greenland telah mengubah cara gletser mengalir dan tempat pembuangan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Greenland
Foto: greenland.go
Greenland

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pencairan es yang cepat membentuk kembali pesisir Greenland. Hal ini berpotensi mengubah ekosistem manusia dan hewan di sepanjang pantai.

Penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research: Earth Surface pada 27 Oktober menemukan penyusutan es di Greenland telah mengubah cara gletser mengalir dan tempat pembuangannya ke laut. Perubahan ini dapat berdampak pada hilangnya es dari Greenland di masa depan.

Baca Juga

Studi terbaru menunjukkan Greenland kehilangan 500 gigaton es setiap tahun. Jumlah ini lebih dari yang dapat diisi ulang oleh hujan salju baru.

Kehilangan es tahunan 14 persen lebih besar dibandingkan antara tahun 1985 dan 1999. Lelehan air dari es ini melumasi lapisan es sehingga lebih mudah meluncur di batuan dasar yang mendasarinya dan mempercepat pencairan lanjutan.

Studi baru yang dipimpin oleh ilmuwan riset Pusat Data Salju dan Es Nasional, Twila Moon memecahkan perubahan yang lebih detail. Moon dan rekan-rekannya menggabungkan dua jenis data dari citra satelit, seberapa cepat lapisan es bergerak dan di mana gletser berhenti di jalur menurun. Saat gletser mundur, ujungnya tidak mencapai lembah bawah seperti dulu.

Mereka menemukan, penyusutan gletser sekarang menjadi norma di Greenland. Para peneliti menyebut 89 persen gletser telah menyusut secara substansial dalam dekade terakhir. Namun, pembentukan kembali gletser ini ditafsirkan ke dalam berbagai perubahan dalam pergerakan gletser.

Mereka mendapati beberapa gletser semakin cepat mengalir ke arah laut. Sementara yang lainnya mengalir lebih lambat.

Selama beberapa tahun hingga satu dekade, satu gletser dapat melakukan keduanya, tergantung pada topografi di sekitarnya. Gletser adalah sungai es, jadi alirannya sebagian ditentukan tidak hanya oleh seberapa cepat mereka mencair, tetapi oleh apa yang ada di bawahnya.

Misal, gletser Kjer dan Hayes di Greenland barat laut melaju di pengaliran utama ke laut dari tahun 1990-an hingga 2010. Tetapi pengaliran es lain ke laut di dekatnya melambat. Dalam satu kasus, bagian selatan dari salah satu pengaliran itu dipercepat, lalu melambat lagi.

Para peneliti melihat bukti penyempitan saluran es, mengubah rute jalur air yang mencair, dan bahkan melambatnya es baru sehingga gletser terdampar di tempatnya yang lebih mirip danau daripada sungai.

Semua variasi ini mungkin sangat penting untuk memprediksi seberapa cepat es Greenland akan menghilang di masa depan. Perubahan tersebut kemungkinan juga akan mempengaruhi bagaimana dan di mana nutrisi masuk ke dalam air.

"Saat samudra Arktik dan atmosfer menghangat, kita dapat dengan jelas melihat aliran es ke laut semakin cepat dan tepi es menyusut," kata Ilmuan Peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA Pasadena, California, Alex Gardner dalam sebuah pernyataan, dilansir Live Science, Jumat (30/10).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement