Rabu 04 Nov 2020 14:45 WIB

Gunung Es Terbesar Dunia akan Hantam Wilayah Georgia Selatan

Gunung es A68 berada di jalur tabrakan di Georgia Selatan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Gunung es. ilustrasi
Foto: forbes
Gunung es. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gunung es terbesar di dunia, yang dikenal sebagai A68a, diprediksi akan menghantam Wilayah Seberang Laut Britania (British Overseas Territory atau BOT) di Georgia Selatan. Ada kemungkinan kuat gunung es itu akan mendarat dan berlabuh di lepas pantai suaka margasatwa.

Untuk diketahui, A68 telah lepas dari Antartika pada pertengahan 2017. Gunung es ini mulai bergeser menjauh dari Benua Antartika sejak 12 Juli 2017. A68 hanyut tanpa arah di laut lepas.

Baca Juga

Sekarang A68a berlokasi beberapa ratus km ke barat daya BOT. BOT adalah semacam kuburan bagi gunung es terbesar Antartika.

Gunung es itu beratnya ratusan miliar ton. Jika gunung es itu mendarat, itu merupakan ancaman besar bagi penguin dan anjing laut setempat.

Rute pencarian makan hewan akan terganggu. Selain itu, semua makhluk yang hidup di dasar laut akan hancur saat A68a mendarat. Ini merupakan sebuah gangguan yang membutuhkan waktu sangat lama untuk pulih.

"Ekosistem bisa dan akan bangkit kembali tentu saja, tetapi ada bahaya di sini bahwa jika gunung es ini macet, itu bisa berada di sana selama 10 tahun. Dan itu akan membuat perbedaan yang sangat besar, tidak hanya untuk ekosistem Georgia Selatan tapi juga ekonominya," kata Prof Geraint Tarling dari British Antarctic Survey (BAS), dilansir di BBC, Rabu (4/11).

"Sebuah gunung es dekat memiliki implikasi besar di mana predator darat mungkin bisa mencari makan," kata Prof Tarling.

Ketika gunung es raksasa A38 mendarat di Georgia Selatan pada tahun 2004, anak penguin dan anjing laut mati yang tak terhitung jumlahnya ditemukan di pantai setempat. Saat ini Peneliti sedang dalam proses mencoba mengatur sumber daya untuk mempelajari A68a di Georgia Selatan.

Jika A68a mendarat di salah satu daerah utama untuk satwa liar dan industri perikanan lokal, potensi dampaknya beragam. Tidak semuanya negatif.

Gunung es membawa debu dalam jumlah besar yang akan menyuburkan plankton laut di sekitarnya, dan manfaat ini kemudian akan mengalir ke rantai makanan.

Meskipun citra satelit menunjukkan A68a berada di jalur langsung ke Georgia Selatan, namun mungkin lolos dari penangkapan.

"Arus seharusnya membawanya pada apa yang tampak seperti lingkaran aneh di sekitar ujung selatan Georgia Selatan, sebelum kemudian memutarnya di sepanjang tepi landas kontinen dan mundur ke barat laut. Tapi sangat sulit untuk mengatakan dengan tepat apa yang akan terjadi," kata spesialis pemetaan dan penginderaan jauh BAS, Dr Peter Fretwell.

Rekannya, Dr Andrew Fleming mengatakan timnya akan meminta Badan Antariksa Eropa untuk mendapatkan lebih banyak citra satelit untuk memantau gunung es ini. Menurut dia, A68a itu spektakuler.

Gagasan bahwa gunung es itu masih utuh menurutnya adalah hal luar biasa, terutama mengingat retakan besar yang melewatinya dalam citra radar.

"Saya sepenuhnya berharap benda itu sudah pecah sekarang. Jika berputar di sekitar Georgia Selatan dan mengarah ke utara, itu akan mulai pecah. Ini akan dengan sangat cepat masuk ke perairan yang lebih hangat, dan aksi gelombang terutama akan mulai mematikannya." kata Fleming.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement