Jumat 06 Nov 2020 11:45 WIB

CEO Apple Kena Class-Action Akibat Penjualan iPhone di China

CEO Apple dituduh menutupi fakta soal permintaan ponsel di China.

CEO Apple, Tim Cook. Apple menghadapi tekanan penjualan untuk sejumlah pasar yang sedang berkembang.
Foto: Reuters
CEO Apple, Tim Cook. Apple menghadapi tekanan penjualan untuk sejumlah pasar yang sedang berkembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Apple Tim Cook menghadapi tuntutan class-action dari pemegang saham karena penjelasannya mengenai penjualan iPhone di China. Hakim Distrik Amerika Serikat, Yvonne Gonzalez Rogers, pada Rabu (4/11) memutuskan pemegang saham dari dana pensiun Inggris Raya bisa menuntut atas komentarnya pada 1 November 2018 lalu.

Dikutip dari Reuters, Jumat, Apple menghadapi tekanan penjualan untuk sejumlah pasar yang sedang berkembang. Cook saat pertemuan dengan analis mengatakan, "saya tidak akan memasukkan China di kategori itu".

Baca Juga

Cook dituduh menutupi fakta soal permintaan ponsel di China sehingga saham jatuh. Tak lama setelah pernyataan Cook pada 2018 itu, Apple meminta pemasok untuk membatasi produksi.

Pada 2 Januari 2019, Apple mengurangi target pendapatan per kuartal menjadi sembilan miliar dolar. Menurut Cook, mereka terdampak perang dagang AS dengan China.

Target pendapatan turun tersebut merupakan yang pertama bagi Apple sejak peluncuran iPhone generasi pertama pada 2007. Saham Apple turun 10 persen pada hari berikutnya, mereka merugi 74 miliar dolar.

Rogers mengatakan, pemegang saham menuduh pernyataan Cook tersebut secara material salah dan menyesatkan. Cook, dikatakan Rogers, mungkin tidak tahu secara spesifik soal "tanda-tanda masalah" di China yang sudah mulai dilihat perusahaan, namun tidak mungkin dia tidak tahu ada masalah dalam perdagangan dan dampak terhadap Apple.

Penggugat mengambil kesimpulan bahwa Cook tahu tentang risiko tersebut. Rogers menyatakan "kesimpulan meyakinkan bahwa Cook tidak bertindak secara lugu atau semata-mata lalai".

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement