REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan jumlah transaksi melalui mobile banking sebanyak 60.912.342 pada Oktober 2020. Adapun realisasi pencapaian ini naik 36 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebanyak 44.872.107 transaksi.
Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN, Andi Nirwoto mengatakan, perseroan berupaya mengembangkan inovasi untuk meningkatkan layanan digital banking. Hal ini sejalan dengan kemajuan teknologi dan meluasnya penggunaan transaksi digital oleh masyarakat.
“Sejak awal tahun, BTN terus memacu pengembangan digital banking. Upaya tersebut cukup sukses mendorong minat nasabah untuk memaksimalkan penggunaan digital banking BTN, khususnya mobile banking,” ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (9/11).
Sedangkan melalui internet banking sebanyak 587.470 transaksi pada Oktober 2020. Angka ini meningkat 127 persen dibandingkan periode yang sama sebanyak 258.521 transaksi dengan nominal Rp 589,7 miliar.
“Perseroa berupaya meningkatkan layanan digital banking dengan terus memoles sejumlah program digital yang dimiliki agar lebih inovatif,” ucapnya.
Menurutnya fitur transaksi menjadi salah satu kunci utama perseroan untuk menarik masyarakat menggunakan mobile banking. Pada akhir 2019, hanya ada 62 fitur di mobile Banking BTN, kini mencapai 297 fitur diantaranya pembayaran SPP ke sembilan universitas, pembayaran PDAM, pembelian voucher streaming, pembayaran BPJS, dan sebagainya.
“Akhir tahun ini kami terus menambah dan melengkapi fitur pembayaran institusi misalnya pembayaran tiket perjalanan moda transportasi, zakat, voucer gim dan lain sebagainya sehingga ada kurang lebih 489 fitur baru mobile Banking BTN,” ucapnya.
Selain fitur, bank dengan kode saham BBTN ini juga memperbaiki user interface yang semakin dinamis, sehingga menjadi lebih menarik, modern, dan user friendly. Adanya penambahan fitur pengguna mobile banking pun naik sebesar 24 persen year on year (yoy) pada Oktober 2020.
“Pengembangan mobile banking juga diimbangi dengan penguatan sistem keamanan data nasabah agar bertransaksi dengan aman di mobile banking BTN,” ucapnya.
Andi menyebut secara teknologi BTN berupaya memperbarui penerapan model best practices seperti adanya firewall atau mencegah akses tidak sah, adanya metode two factor authentication atau fitur keamanan akun online dengan cara verifikasi identitas lebih dari satu kali, dan lain-lain.
“Tahun depan perseroan juga telah menyiapkan berbagai strategi untuk terus mengembangkan digitalisasi perbankan diantaranya dengan layanan open banking yang merupakan layanan perbankan dengan application programming interface (API) terbuka,” ucapnya.
Ke depan, Andi berharap layanan perbankan dengan API akan mempermudah pengembang pihak ketiga, sehingga terhubung langsung dengan bank untuk proses transaksi, baik finansial maupun non-finansial. Oleh karena itu, melalui layanan open banking ini, diharapkan dapat meningkatkan layanan kerja sama business to business atau business to customer bagi fintech, merchant/commerce, lembaga dan institusi lainnya.
“Perseroan berupaya mengembangkan diri untuk menjadi mitra terbaik yang memberikan end to end solution dalam penyediaan pembiayaan dan transaksi keuangan bagi para pelaku sektor perumahan. Adanya mengembangkan digitalisasi, menjadi upaya Bank BTN menuju top 5 di Asia Tenggara pada 2025,” ucapnya.