Senin 09 Nov 2020 15:40 WIB

Biden Punya Hubungan Akrab dengan Netanyahu

Biden dan Netanyahu telah menjalin persahabatan lebih dari tiga dekade lalu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Biden dan Netanyahu telah menjalin persahabatan lebih dari tiga dekade lalu. Ilustrasi.
Foto: EPA
Biden dan Netanyahu telah menjalin persahabatan lebih dari tiga dekade lalu. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memiliki hubungan yang cukup harmonis dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kedua sosok tersebut telah menjalin persahabatan lebih dari tiga dekade lalu.

Biden memang dikenal sebagai sosok yang mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Namun, nyatanya dia menolak untuk menekan Israel agar mau merundingkan solusi tersebut. Dia pun enggan mengajukan bantuan AS untuk Israel sebagai alat menekan agar Tel Aviv mau mematuhi hukum internasional.

Baca Juga

"Saya sangat menentang kebijakan permukiman Israel di Tepi Barat,” kata Biden kepada PBS dalam sebuah wawancara tahun lalu.

Namun Biden dengan tegas menyatakan Israel merupakan satu-satunya sekutu sejati bagi AS. Kondisi ini membuat sangat tidak masuk akal jika AS menghentikan bantuan militernya.

Penasihat senior Biden, Tony Blinken, pada musim panas tahun lalu menyatakan presiden terpilih akan menolak gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) serta upaya untuk mengecam Israel atas pelanggaran hukum internasional di PBB. “Akankah kita berdiri dengan paksa melawannya dan mencoba untuk mencegahnya, menjinakkannya dan mengalahkannya? Tentu saja,” kata Blinken.

Mengenai normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan, Biden sebelumnya telah mencoba untuk mengeklaim kredit dengan menabur benih di bawah masa jabatan Obama. Biden telah mendesak negara-negara Arab untuk bergerak melampaui pembicaraan tenang dan mengambil langkah berani menuju normalisasi dengan Israel.

Biden juga awalnya menentang pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem. Akan tetapi ia telah menyatakan tidak berniat memindahkannya kembali ke Tel Aviv. Pemerintahannya berencana untuk membuka kembali konsulat AS di Yerusalem Timur yang diduduki untuk melayani warga Palestina, serta Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, DC, yang ditutup oleh pemerintahan Donald Trump.

Meski begitu, pemimpin dari Partai Demokrat ini menyebut akan membatalkan pemutusan hubungan diplomatik yang merusak dengan PLO. Dia pun akan kembali menyalurkan bantuan  yang mendukung kerja sama keamanan Israel-Palestina, pembangunan ekonomi, dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Akan tetapi Biden akan memanfaatkan kebijakan pemerintahan Trump dalam  mengondisikan pemulihan bantuan keuangan. Bantuan ini hanya akan diberikan jika itu menghentikan pembayaran kesejahteraan kepada keluarga tahanan Palestina dan tersangka penyerang yang dibunuh oleh Israel.

sumber : Aljazirah
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement