Senin 09 Nov 2020 16:20 WIB

Dipopulerkan Irman YL, Ini Arti Artificial Intelligence

Cawalkot Makassar Irman YL sempat mengungkat intelegencia artificial saat debat

Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Irman Yasin Limpo - Andi Zunnun Armin NH. Calon Wali Kota Makassar, Irman
Foto: istimewa
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Irman Yasin Limpo - Andi Zunnun Armin NH. Calon Wali Kota Makassar, Irman

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Calon Wali Kota Makassar, Irman "None" Yasin Limpo(YL), berkali-kali menyebut  artificial intelligence, saat debat kandidat yang dilaksanakan di Jakarta, akhir pekan lalu. Utamanya saat membahas mengenai transportasi dan juga lingkungan. Lalu, apa arti sebenarnya dari intelegencia artificial?

Dilansir dari Wikipedia, intelegencia artificial atau kecerdasan buatan, adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Andreas Kaplan dam Michael Haenlin, mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel.

Cara kerja dari artificial intelligence ini adalah dengan menggabungkan sejumlah data yang terbilang cukup besar, dengan proses yang terbilang cepat, berulang serta memiliki algoritma yang cerdas.

Hal itu akan memungkinkan sebuah perangkat lunak dapat belajar dengan otomatis pada suatu pola/fitur yang ada di dalam suatu data. 

Irman YL mengatakan, melalui penggunaan artificial intelegencia, pemerintah bisa mengukur rasio jalan dan jumlah kendaraan. Titik-titik kemacetan juga bisa dipantau, sehingga bisa cepat dilakukan pengalihan atau rekayasa lalu lintas.

"Melalui penggunaan artificial intelegencia, kita bisa memecahkan masalah transportasi," kata None, sapaan akrabnya, Senin (9/11).

Ia mengungkapkan, ijin-ijin yang dikeluarkan juga harus terkontrol dan terkoneksi dengan sistem ini. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) misalnya. "Jika load kendaraan banyak terkonsentrasi ke satu titik, ijin tidak boleh keluar. Di Samsat juga begitu," tegasnya.

None menjelaskan, dengan menggunakan teknologi, semua yang terkait transportasi akan terpotret dan terukur. Bukan lagi sekedar asumsi para pejabat.

"Pengendara juga kalau ada kemacetan, mereka tau dan karena sudah disampaikan dimana titik-titik kemacetan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement