Selasa 10 Nov 2020 18:03 WIB

Dompet Dhuafa-UNHCR Bersinergi Tangani Pengungsi Muslim

Sekitar 60 persen pengungsi secara global berasal dari negara-negara Islam

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan, di Aceh, (ilustrasi).
Foto: ANTARA /RAHMAD
Sejumlah pengungsi etnis Rohingya duduk di dalam bus saat tiba di tempat penampungan, di Aceh, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa (DD) dan Badan Urusan PBB Untuk Urusan Pengungsi, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) bekerja sama untuk memberikan bantuan bagi pengungsi Muslim lewat program Kerja sama Strategis DD-UNHCR pada Selasa (10/11).

"Sinergi dengan United Nations High Commision for Refugees tentunya sangat penting terutama dalam menangani beberapa permasalahan sosial di masyarakat. Sebagai contoh masalah pengungsian, dengan sinergi kita bisa meminimalisir kekurangan sumber daya. Karena semua institusi  bersatu dan bersinergi dalam menangani kasus ini. Selain itu, dengan sinergi kita juga bisa memberikan kepedulian yang maksimal di bidang pendidikan dan kesehatan bagi para pengungsi," kata Direktur Fundraising Dompet Dhuafa, Doni Marlan, dalam keterangan tertulisnya kepada Republika pada Selasa.

Baca Juga

Berdasarkan data UNHCR hingga Oktober 2020, terdapat 13.745 pengungsi dan pencari suaka yang terdaftar dari sekitar 40 negara di badan pengungsi PBB. Mereka tinggal di beberapa kota di Indonesia seperti Aceh, Medan Tanjung Pinang, Pekanbaru, Jakarta dan Jabodetabek, Surabaya, Balikpapan, Medan, Manado, Kupang dan lokasi lainnya.

Para pengungsi mencari keselamatan dan perlindungan internasional di negara-negara suaka seperti Indonesia atau di negara tujuan lainnya. Saat ini dunia telah menyaksikan krisis pengungsi terburuk sepanjang sejarah dengan 79,5 juta orang mengungsi. Diperkirakan  jumlah pengungsi akan terus meningkat di masa mendatang.